Bobo.id - Ide pokok merupakan bagian terpenting dalam paragraf. Jika tidak ditemukan ide pokok, maka tidak terbentuk sebuah paragraf yang baik.
Ide pokok bisa terletak di awal, tengah ataupun di akhir paragraf.
Dalam buku materi kelas 5 SD Tema 1, ada perintah untuk menentukan ide pokok paragraf dalam bacaan “Gerabah dari Pulau Madura.”
Apakah teman-teman masih bingung?
Berikut ini kunci jawabannya.
Paragraf 1
Salah satu warisan budaya yang sangat tua, luas persebarannya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional. Gerabah konon sudah dibuat manusia sejak mereka hidup menetap dan mulai bercocok tanam beberapa ribu tahun sebelum tahun masehi, dan kini masih kita dapatkan di seluruh pelosok nusantara, tidak terkecuali di Pulau Madura.
Ide pokok paragraf 1 berbunyi “Salah satu warisan budaya yang sangat tua, luas persebarannya, dan mampu bertahan hingga sekarang adalah gerabah, yakni barang pecah belah dari tanah bakar yang dibuat secara tradisional.”
Paragraf 2
Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat. Gerabah yang paling sederhana dibuat dan dibentuk hanya menggunakan tangan dengan ciri adonan yang kasar dan bagian-bagian gerabah tersebut masih dipenuhi oleh jejak-jejak jari. Selain itu, bentuknya kadang tidak simetris.
Ide pokok dalam paragraf 2 berbunyi “Pada situs-situs kebudayaan dan purbakala, banyak dijumpai gerabah atau tembikar yang difungsikan sebagai peralatan atau perkakas rumah tangga dan untuk keperluan peribadahan serta penguburan mayat.”
Paragraf 3
Tidak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya. Kesamaan pembuatan gerabah di Madura sekarang ini dengan para pendahulunya adalah proses pembuatan dan bentuknya yang masih tradisional sama seperti gerabah-gerabah yang dihasilkan pada zaman terdahulu.
Ide pokok dalam paragraf 3 berbunyi “Tidak terkecuali di Pulau Madura, gerabah dibuat untuk difungsikan sebagai peralatan sehari-hari masyarakat setempat, yang dilakukan secara tradisional seperti apa yang dilakukan oleh para pendahulunya”
Paragraf 4
Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus. Tanah liat hitam dapat juga digunakan tetapi kualitasnya kurang baik.
Ide pokok dalam paragraf 4 berbunyi “Gerabah-gerabah yang dihasilkan oleh para pengrajin di Madura adalah gerabah yang dibuat dari tanah liat yang berwarna kuning dengan pasir halus.”
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 1, Apa Ide Pokok dalam Bacaan 'Kejayaan Bahari Masa Lalu'?
Paragraf 5
Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah, seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Padermawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega Bangkalan. Di antara daerah-daerah tersebut, yang paling terkenal adalah Karang Penang Sampang dan Andulang Sumenep. Kedua daerah tersebut memproduksi gerabah dalam bentuk genteng.
Ide pokok dalam paragraf 5 berbunyi “Beberapa daerah di Madura menjadi penghasil gerabah, seperti di Mandala Andulyang, Duko Ru Baru, Yangkatan Kyangean, Baragung, Padermawa, Dalpenyang Pakaporan, dan Blega Bangkalan.”
Paragraf 6
Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah. Hal ini disebabkan karena tidak semua wilayah di Madura memiliki struktur tanah liat yang dijadikan bahan dasar pembuatan gerabah. Secara umum, tanah-tanah di Madura mengandung pasir yang tinggi, karena Pulau Madura dikelilingi oleh pantai, sehingga tidak bisa digunakan untuk membuat gerabah.
Ide pokok dalam paragraf 6 berbunyi “Memang tidak semua daerah di Madura menghasilkan gerabah.”
Paragraf 7
Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun-temurun atau spesialisasi. Dengan spesialisasi ini persaingan dapat dicegah. Gerabah Madura juga memiliki kekhasan lokal yang disebabkan oleh keahlian/ keterampilan pengrajin, tersedianya bahan, teknik pembuatan, dan teknik pembakaran. Dengan spesialisasi dan ciri khasnya itu, benyak kampong diberi nama sesuai dengan nama jenis tembikar tertentu.
Ide pokok dalam paragraf 7 berbunyi “Di antara daerah-daerah penghasil gerabah tersebut ada semacam perjanjian kerja untuk membuat barang-barang yang sudah ditentukan secara turun-temurun atau spesialisasi.”
Paragraf 8
Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah. Alat-alat umum adalah cangkul, linggis, ember, dan alat-alat khusus seperti berikut
1 Panombuk atau penumbuk berupa bulatan bertangkai untuk alat pembentuk bagian dalam.
2 Panempa atau penempa untuk membentuk dan penghalus bagian luar berupa sekeping papan.
3 Pangorek atau pengerak, sejenis sabit bermata bermata miring bertangkai panjang untuk menghaluskan bagian dalam.
4 Panyabungan, wadah air untuk menetesi gerabah dengan secarik kain agar mudah dihaluskan
5 Pangeled, secarik kain untuk membentuk bibir gerabah
6 Pangajakan, sejenis nyiru atau ayakan pasir
7 Pengabuan, tempat abu
8 Panompal, alat menyisikan abu dari pembakaran
9 Wer-kower, galah berujung kawat lengkung
10 Pamatong, sejenis pisau atau kawat pemotong tanah liat
11 Pungku, pembakaran gerabah
Ide pokok dalam paragraf 8 berbunyi “Peralatan pengrajin gerabah Madura adalah alat-alat tradisional yang tidak jauh bedanya dengan yang sudah digunakan pada zaman prasejarah.”
Paragraf 9
Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan. Proses pembuatan gerabah tersebut sebagai berikut.
1 Menyiapkan bahan berupa tanah liat
2 Mengaduk tanah liat dengan dicampur air
3 Setelah jadi adonan, diambil per bongkahan untuk dibuat bentuk kasar.
4 Dengan menggunakan kain pangeled, bibir atau pinggiran bongkahan dibentuk sehingga bulat melingkar.
5 Bila yang dibuat sejenis periuk, maka ketika pinggiran atau bibir sudah jadi lalu diangin-anginkan. Baru kemudian membuat bagian perut yang terpisah dengan bibir, kemudian setelah jari perut dan bibir disambung dan diperhalus
6 Bila yang dibuat bertelinga atau bertangkai, maka dibuatkan telinga atau tangkai untuk kemudian ditempelkan atau digabungkan dan diperhalus.
7 Setelah halus dan diteliti kesempurnaanya, kemudian dijemur atau dibakar hingga benar-benar kering.
8 Langkah terakhir setelah kering adalah dibersihkan. Namun untuk beberapa daerah ada yang masih menyempurnakannya dengan cat yang berasal dari lumpur.
Ide pokok dalam paragraf 9 berbunyi “Adapun proses pembuatan gerabah dilakukan dengan tahapan-tahapan yang harus dilakukan secara berurutan.”
Paragraf 10
Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum. Pemakai gerabah Madura memperoleh banyak keuntungan seperti harga murah, anti karat, mudah dibersihkan, dan mengurangi polusi. Di samping itu, juga dapat menyerap banyak tenaga kerja. Kerajinan gerabah ini juga merupakan salah satu cara melestarikan warisan budaya yang telah turun-menurun. Mengingat manfaat-manfaat tersebut, maka pelestariannya perlu mendapat perhatian kita semua. Salah satu caranya dengan menjaga kualitas.
Ide pokok dalam paragraf 10 berbunyi “Keberadaan pengrajin gerabah di Madura ini telah banyak memberikan manfaat, baik untuk pengrajin, pemakai maupun untuk masyarakat umum.”
Paragraf 11
Meski gerabah masih tetap diproduksi, tetapi dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern. Produk-produk modern tersebut tidak hanya proses pembuatannya yang modern, namun juga, menggunakan bahan-bahan praktis dan lebih tahan lama, seperti plastic, karet, besi, dan alunminium. Akibatnya, lambat laun menggeser keberadaan gerabah. Para pengrajin pun juga terancam.
Ide pokok dalam paragraf 11 berbunyi “Meski gerabah masih tetap diproduksi, tetapi dalam perkembangannya dihadapkan pada produk-produk modern.”
Itulah penjelasannya. Penjelasan ini dapat menjadi pedoman bagi orang tua untuk mendampingi kegiatan belajar anak di rumah.
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Tema 1, Kelas 5 SD)
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Materi Pelajar |
Penulis | : | Ikawati Sukarna |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR