Bobo.id - Teman-teman, apakah pada akhir bulan Oktober kemarin kamu ikut memeriahkan budaya Halloween?
Perayaan Halloween sebenarnya bukan budaya dari Indonesia, namun banyak negara ikut memeriahkan momen ini.
Budaya Halloween tersebar dan diterima oleh banyak penduduk di berbagai negara, karena adanya proses asimilasi.
Apa yang dimaksud dengan asimilasi?
Asimilasi adalah penyesuaian atau peleburan sifat asli yang dimiliki dengan sifat lingkungan sekitar.
Asimilasi ini merupakan bentuk lanjutan dari proses interaksi sosial.
Asimilasi ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan dan mewujudkan persatuan dengan memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
Misalnya budaya Halloween dari setiap negara berbeda-beda, karena pencampuran budaya Halloween dengan ciri khas masing-masing negara.
Sikap toleransi dan menghargai adanya perbedaan adalah salah satu faktor yang mempermudah terjadinya suatu asimilasi.
Lalu, apakah syarat terjadinya asimilasi dalam proses interaksi sosial? Yuk, simak penjelasannya dari sini!
Syarat Terjadinya Asimilasi
Secara umum, proses asimilasi terjadi bila ada hal-hal seperti berikut ini.
1. Kelompok manusia yang berbeda kebudayaan
Misalnya, sebuah negara mengenal kebudayaan baru akibat dari adanya proses globalisasi.
Orang-orang asing dari berbagai negara lebih mudah mengenal dan mengunjungi negara tersebut.
Lama-kelamaan penduduk asli bisa terpengaruh dengan kebudayaan dari negara asing, dan menyesuaikan diri.
Baca Juga: Interaksi Sosial: Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis-Jenis, dan Syarat-Syarat Interaksi Sosial
Penyesuaian ini merupakan bentuk toleransi, sikap saling terbuka, dan sikap saling menghargai.
Sikap-sikap inilah yang mempercepat proses asimilasi.
2. Adanya interaksi sosial secara langsung dalan waktu lama
Selain adanya dua atau lebih kebudayaan yang berbeda, interaksi sosial juga dapat mempercepat proses asimilasi.
Interaksi sosial ini terjadi karena kelompok manusia dari kebudayaan yang berbeda ini berinteraksi secara langsung dalam waktu lama.
Misalnya, sebuah keluarga dari Kanada pindah ke Korea dalam waktu yang lama karena keperluan pekerjaan.
Lalu, keluarga tersebut bersikap ramah dan aktif berinteraksi dengan penduduk setempat.
Penduduk setempat juga menerima kedatangan mereka dengan hangat dan terbuka.
Maka kemungkinan besar kedua budaya ini saling memengaruhi dan bertoleransi untuk membentuk budaya baru.
3. Kebudayaan saling menyesuaikan diri dan berubah
Syarat ketiga ini merupakan proses lanjutan dari dua proses sebelumnya.
Dua kebudayaan yang berbeda saling bertemu dan berinteraksi dalam waktu yang lama.
Sehingga terjadi budaya baru akibat dari penyesuaian dua kebudayaan yang berbeda.
Baca Juga: Macam-Macam Faktor Penghambat Terjadinya Kegiatan Mobilitas Sosial
Hal inilah yang terjadi pada budaya Halloween yang berbeda dari setiap negara.
Misalnya perayaan Halloween di Hongkong berbeda dengan perayaan Halloween di Eropa, karena sudah melakukan asimilasi kebudayaan.
Perayaan Halloween di Hongkong memiliki nama yang unik, yaitu Yue Lan atau Festival Hantu Lapar.
Festival ini dirayakan setiap tahun, masyarakatnya akan memakai riasan yang unik tapi menyeramkan.
Biasanya, orang-orang di sana akan membakar uang yang terbuat dari kertas khusus.
Tujuannya adalah untuk mengusir roh-roh jahat yang ada di sekitar mereka.
Nah, itulah syarat terjadinya asimilasi dalam proses interaksi sosial di masyarakat.
Sumber: Sosiologi Suatu Pengantar karya Prof. Dr. Soerjono Soekanto dan Dra. Budi Sulistyowati, M.A.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR