Perbedaan dari setiap sasando ini adalah jumlah dawai pada tabung.
Sasando engkel memiliki 28 dawai, sedangkan sasando dobel memiliki dawai sekitar 56 hingga 84.
Sedangkan sasando biola memiliki suara yang mirip dengan biola saat dimainkan.
Jenis ini memiliki jumlah dawai sebanyak 30 hingga 36.
Selain itu, ditemukan juga sasando eletrik pada tahun 1960 oleh pemain sasando asal Kupang, Arnoldus Edon.
Kelebihan sasando ini adalah suara petikan yang lebih besar dan jumlah dawai ada 30 senar.
Baca Juga: 5 Contoh Alat Musik Tradisional Papua, Jenis, dan Cara Memainkannya
Bahkan suara musik sasando ini bisa dinikmati dari kejauhan.
Para pemain sasando terus melakukan eksperimen dengan alat musik ini agar bisa terus dinikmati banyak orang.
Beberapa pemain sasando profesional pun mencoba menggabungkan sasando dengan musik jazz, pop, rock, dan lain sebagainya.
Nah, itu tadi seluk beluk tentang alat musik tradisional Nusa Tenggara Timur, yaitu sasando.
Selain bentuk yang unik, sasando juga memiliki banyak model yang berbeda.
(Sumber foto: Creative Commons/Fakhri Anindita)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia
Source | : | Kompas.com,kompas.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR