Di Desa Balun tiga agama yang berkembang, Islam, Kristen, dan Hindu memiliki tempat ibadah yang saling berdekatan satu sama lain. Di sebelah barat lapangan desa berdiri Masjid Miftahul Huda berarsitektur Timur Tengah dengan nuansa hijau dan kuning. Di selatan masjid terdapat Pura Sweta Maha Suci yang berarsitektur Bali. Dan sekitar 70 meter di depan Masjid Miftahul Huda atau di timur lapangan desa terdapat Gereja kristen Jawi Wetan. Meskipun tempat ibadah berada dalam satu area namun warga Balun saling menghargai agama yang dianut masing-masing warga.
Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD/MI, Apakah yang Dimaksud Perubahan Primer pada Masa Pubertas?
Kerukunan tidak hanya tergambar dalam bangunan rumah ibadah yang bertetangga. Kegiatan yang melibatkan seluruh anggota masyarakat seperti kerja bakti dan peringatan hari besar nasional juga dilakukan bersama tanpa membedakan aliran kepercayaan. Demikian juga saat ada aktivitas di salah satu tempat ibadah. Sesama warga saling menghormati dan menghargai pelaksanaan ibadah. Bahkan pemeluk agama lain juga membantu dalam pelaksanaan kegiatan tersebut misalnya turut menjaga keamanan dan kenyamanan dalam beribadah.
Warga Desa Balun yang merasakan nyamannya hidup dengan kerukunan antarumat beragama pun berusaha menjaga kedamaian tersebut. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesepakatan yang dideklarasikan pada tanggal 17 Juni 1998 antarwarga di Desa Balun. Kesepakatan ini bertujuan agar seluruh warga Desa Balun mampu menjaga dan mengembangkan kerukunan serta toleransi antarumat beragama.
Jawablah pertanyaan berikut dan ungkapkan pendapatmu dengan jelas!
1. Apa judul bacaan di atas?
Jawaban: Merajut Keberagaman di Kampung Pancasila.
Source | : | Yudhistira |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR