Bobo.id - Gunung berapi bisa erupsi sewaktu-waktu, yang ditandai dengan adanya munculnya awan panas, guguran material dari dalam gunung berapi, hingga lava pijar yang keluar dari gunung berapi.
Gunung berapi yang masih menunjukkan adanya aktivitas vulkanik ini disebut sebagai gunung berapi aktif.
Inilah sebabnya, warga yang tinggal di sekitar gunung berapi aktif harus selalu siaga, karena gunung berapi bisa mengalami erupsi atau meletus kapan saja.
Nah, selain gunung berapi aktif, ada juga gunung berapi yang sudah tidak aktif, nih, teman-teman.
Berbeda dengan gunung api aktif, gunung api yang sudah tidak aktif ini tidak mengalami aktivitas vulkanik seperti gunung api aktif.
Salah satu gunung api yang bisa dikatakan tidak aktif adalah Gunung Merbabu, yang terletak di Jawa Tengah.
Namun, mengapa gunung api yang tadinya aktif, bisa menjadi gunung api yang tidak aktif, ya?
Yuk, cari tahu jawabannya!
Gunung Api Aktif Terbagi Menjadi Tiga Tipe
Bersumber dari situs Magma Indonesia, gunung api dibagi menjadi tiga tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C.
Gunung api tipe C ini jumlahnya ada 76 buah di Indonesia, yaitu adalah gunung berapi yang tercatat pernah meletus sejak tahun 1600.
Lalu ada gunung api tipe B, yaitu gunung api dengan catatan sejarah letusan terjadi sebelum tahun 1600. Di Indonesia, ada 30 gunung api tipe B.
Kemudian ada gunung api tipe C, yaitu gunung api yang tidak tercatat pernah mengalami letusan.
Meski tidak mengalami letusan, gunung api tipe C ini tetap memiliki aktivitas vulkanik.
Baca Juga: 5 Fakta Unik Dunia Sains yang Jarang Diketahui Orang, Pernah Baca Salah Satunya?
Penyebab Gunung Api Aktif Menjadi Gunung Api Tidak Aktif
Tahukah kamu? Gunung api yang sebelumnya pernah aktif, ternyata bisa menjadi tidak aktif lagi, lo.
Nah, gunung api yang tidak lagi aktif ini memiliki ciri-ciri seperti:
- Tidak mengeluarkan asap, debu, lava, maupun belerang;
- Tidak pernah mengeluarkan suara gemuruh;
- Tidak memperlihatkan tanda akan meletus atau mengalami erupsi lagi;
- Tidak adanya aktivitas vulkanik.
Sebelumnya, Bobo sudah menuliskan tentang tiga penyebab gunung berapi bisa meletus, yaitu adanya tekanan dari dalam gunung berapi, atau yang disebut sebagai dapur magma.
Tekanan dari dapur magma ini kemudian menyebabkan isi perut gunung berapi keluar dan terjadilah erupsi atau letusan gunung berapi.
Keadaan di dapur magma ini tidak hanya memengaruhi peristiwa erupsi gunung berapi, tapi juga menjadi alasan mengapa gunung berapi tidak lagi aktif.
Penyebab gunung berapi tidak lagi aktif ini disebabkan karena gunung berapi itu sudah tidak lagi mendapatkan pasokan magma dari perut Bumi.
Baca Juga: Tetap Sibuk Meskipun Kita Tertidur, Ternyata Begini Cara Kerja Otak Manusia
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan gunung berapi tidak lagi mendapatkan pasokan magma misalnya karena gunung berapi yang sudah bergeser secara bertahap, maupun karena magma sudah naik melalui jalur yang berbeda.
Bersumber dari Sciencing, gunung berapi adalah ventilasi atau jalur keluarnya magma bertekanan tinggi dari bawah permukaan Bumi.
Maka kalau dua hal itu terjadi, gunung berapi yang tadinya aktif dengan aktivitas vulkanik, maka gunung berapi itu tidak lagi aktif.
Apakah Gunung Api yang Sudah Tidak Aktif Bisa Kembali Aktif?
Gunung berapi yang sudah tidak lagi aktif, tidak memiliki catatan sejarah adanya letusan, dan tidak berpotensi meletus di masa depan dikategorikan sebagai gunung berapi yang sudah punah.
Namun tidak semua gunung berapi yang sudah tidak lagi aktif ini akan masuk ke dalam kategori gunung api yang punah, teman-teman.
Sebab, ada beberapa gunung berapi tidak aktif yang sebenarnya hanya 'tertidur'.
Baca Juga: Mengenal Grand Canyon, Lembah Terdalam di Dunia yang Terletak di Amerika Serikat
Ini artinya, gunung berapi yang tidak aktif itu masih bisa kembali aktif dan memperlihatkan aktivitas vulkanik, teman-teman.
Uniknya, aktivitas vulkanik ini tidak bisa dideteksi kapan terjadi. Bisa saja ratusan, atau bahkan ribuan tahun lagi.
Tonton video ini juga, yuk!
-----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Sciencing,MAGMA Indonesia |
Penulis | : | Tyas Wening |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR