“Saya juga sendirian, saya kesepian!”
Waaaah, Pando berlari pergi. Itu, kan, ular berbisa!
“Sana, sana, menjauh dariku. Ibumu pasti ada di dekat sini. Ibumu sangat berbahaya!” kata Pando panik.
“Tidak, Pando,” anak ular menyahut mais. “Sejak lahir, ibuku tidak peduli padaku dan saudara-saudaraku. Malah aku tidak tahu ibuku ada di mana. Kami dibiarkan mencari makan dan berkelana sendiri. Semua saudaraku sudah mati dimangsa, diburu, kepanasan, kedinginan atau kelaparan. Aku mau menemanimu bertualang!”
”Ah, kasihan sekali kamu. Ibuku menjagaku baik-baik dan memberiku makanan enak!” kata Pando.
Tiba-tiba saja ia teringat pada ibunya. Mungkin ibunya sekarang sedang bingung karena kehilangan dia.
Baca Juga: Bisa Terbang dengan Bubuk Peri, Ini 5 Hal Menarik tentang Peter Pan #MendongenguntukCerdas
“Hei, hei, kalian berdua pergilah. Kalau ibu kami datang, kalian berdua dalam bahaya. Ibuku paling tidak suka kalau ada hewan lain berada di dekat anaknya!” tegur salah seekor anak harimau.
Pando merasa tidak aman berteman dengan anak ular. Ia pun berlari pergi sambil berseru,
“Maaf ya, teman. Ibuku pasti sedang mencariku. Aku harus pulang!” Tubuhnya yang gemuk pendek bergoyang-goyang ketika berlari.
Tiba-tiba… BHUK! BHUK!
Dua hantaman keras menghantam pantat Pando sampai ia terjatuh. Pando sangat terkejut dan kesakitan.
“Mati aku!” pikir Pando.
Edisi Koleksi Petualangan Pak Janggut Vol. 2 Sudah Bisa Dipesan, Ini Link PO-nya
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR