Bobo. id - Berdasarkan penelitian yang dilakukan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), pandemi COVID-19 telah menimbulkan kehilangan pembelajaran yang banyak.
Kehilangan pembelajaran ini disebabkan tidak maksimalnya proses belajar mengajar yang diadakan daring atau online.
Kemendikbudristek kemudian menyusun Kurikulum Prototipe sebagai bagian dari kurikulum nasional untuk mendorong pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.
Mulai 2022, kurikulum nasional memiliki tiga pilihan kurikulum yang bisa dipilih untuk pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.
Baca Juga: Mendikbud Sampaikan Ketentuan Ujian Akhir dan Kenaikan Kelas Siswa di Masa Pandemi, Apa Saja?
Ketiga pilihan kurikulum yang bisa diambil oleh satuan pendidikan, yaitu:
1. Kurikulum 2013,
2. Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan),
3. Kurikulum Prototipe.
Pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19 penting dilakukan untuk mengurangi dampak kehilangan pembelajaran (learning loss) pada peserta didik atau para siswa.
Salah satu tanda kehilangan pembelajaran yang tampak adalah berkurangnya kemajuan belajar dari 1 hingga kelas 12 setelah satu tahun pandemi.
Sejak pandemi tahun 2020, kurikulum pendidikan punya dua pilihan, yakni Kurikulum 2013 secara penuh atau menggunakan Kurikulum Darurat.
Kurikulum Darurat adalah Kurikulum 2013 yang disederhanakan yang diberlakukan agar pembelajaran di masa pandemi tetap fokus pada pada penguatan karakter dan kompetensi mendasar para siswa
Kurikulum Darurat memiliki hasil yang lebih baik daripada Kurikulum 2013. Tapi, di tahun 2022 nanti, ada satu pilihan Kurikulum yang ditambahkan, yakni Kurikulum Prototipe.
Baca Juga: Kemendikbud Ristek Tetapkan Sekolah Tidak Libur Selama Nataru, Ini Penjelasannya
Pengertian Kurikulum Prototipe
Kurikulum Prototipe adalah kurikulum pendidikan yang termasuk baru, lo.
Kurikulum prototipe ini pertama kali diperkenalkan tahun 2021.
Kurikulum Prototipe ini mulai diterapkan di Sekolah Penggerak dan SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).
Ke depannya, untuk mendorong pemulihan pembelajaran, mulai 2022 hingga 2024 semua satuan pendidikan diberikan tiga pilihan dalam kurikulum nasional, yaitu Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat, dan Kurikulum Prototipe.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Perbukuan Kemendikbudristek, Supriyatno, mengatakan Kurikulum Prototipe diberikan sebagai pilihan tambahan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama 2022-2024.
Dalam Kurikulum Prototipe, Kemendikbudristek melakukan penyusunan dan pengembangan struktur kurikulum, capaian pembelajaran, prinsip pembelajaran, hingga asesmen untuk mengetahui capaian belajar para siswa.
“Tetapi untuk Kurikulum Prototipe ini, satuan pendidikan diberikan otoritas, dalam hal ini guru, sehingga sekolah memiliki kebebasan.
Dalam Kurikulum Prototipe, ada fase A, B, C, D, dan E. Fase-fase ini memberikan kebebasan pada guru bagaimana mencapai capaian pembelajaran di masing-masing fase,” ujar Supriyatno, yang dikutip dari Info Publik Kemendikbud Ristek di Jakarta, pada Rabu, 22 Desember 2021.
Sekolah diberikan kebebasan untuk memilih sarana belajar dan kurikulum yang sudah disediakan pemerintah sesuai dengan karakter para siswa.
Baca Juga: Mendikbud Minta agar Guru Tidak Berikan PR pada Siswa, Apa Alasannya?
Pemerintah Tetap Menyediakan Perangkat Belajar
Walaupun di tahun 2022 banyak pilihan kurikulum, teman-teman tak perlu khawatir.
Sebab, pemerintah melalui Kemendikbudristek akan menyediakan buku ajar sesuai dengan masing-masing kurikulum, kok.
Buku ajar di masing-masing kurikulum ini akan bisa teman-teman dapatkan gratis.
Begitu juga berbagai materi dan alternatif jawaban dari soal-soal akan banyak dibahas di internet, termasuk di Bobo.id.
Hal yang paling penting, teman-teman tetap semangat belajar walaupun kondisi masih terjadi pandemi, ya!
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR