Bobo.id - Arti lambang pramuka Indonesia diketahui mempunyai makna yang dalam.
Jika lambang pramuka internasional adalah bunga lili dengan tiga ujung. Maka, lambang pramuka Indonesia adalah tunas kelapa yang berwarna cokelat.
Keduanya, yaitu lambang gerakan pramuka internasional dan nasional sama-sama terpasang pada seragam pramuka.
Lambang gerakan pramuka Indonesia ini diciptakan oleh Soenardjo Atmodipurwo, seorang pegawai di Departemen Pertanian pada 1961.
Lalu, kira-kira kenapa tunas kelapa dipilih menjadi lambang gerakan kepramukaan Indonesia, ya?
Untuk mengetahuinya, teman-teman bisa menyimak penjelasannya berikut ini.
Yuk, simak jangan sampai tidak tahu makna tunas kelapa sebagai lambang pramuka Indonesia, ya.
Lambang Pramuka Indonesia
Lambang gerakan pramuka Indonesia adalah tunas kelapa atau nyiur. Lalu, kenapa lambang tersebut dipilih sebagai dari gerakan pramuka Indonesia?
Berikut, kenapa alasan lambang pramuka Indonesia itu tunas kelapa atau nyiur.
Baca Juga: Apa Saja Nama-Nama Kelengkapan Seragam Pramuka? Materi Kelas 3 SD Tema 8
1. Tunas Kelapa Namanya Cikal
Buah nyiur jika dalam keadaan sedang bertunas dinamakan cikal. Cikal ini juga bisa berarti sebagai pemula atau pertama dalam menurunkan generasi.
Oleh karena itu, gerakan pramuka memilih tunas kelapa karena dari gerakan pramuka terbentuklah generasi baru.
Sehingga, menjelaskan kalau tiap anggota pramuka adalah inti kelangsungan hidup dari bangsa Indonesia.
2. Kelapa Mempunyai Daya Tahan
Selain itu, pemilihan tunas kelapa atau nyiur disebabkan juga dari daya tahan buah kelapa atau nyiur.
Buah kelapa ternyata bisa bertahan dalam keadaan lebih lama dan dalam keadaan apapun.
Dari situlah, lambang pramuka ini dimaknai kalau setiap anggota pramuka adalah seseorang yang sehat, kuat, dan besar tekadnya untuk menghadapi tantangan serta ujian.
Anggota pramuka juga akan menggunakan kemampuannya tersebut untuk mengabdi pada tanah air tercinta, negara Indonesia.
10 Contoh Pelanggaran Hak di Lingkungan Sekolah, Materi Kelas 4 SD Kurikulum Merdeka
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR