3. Perlu Prosedur Khusus
Dalam dunia penerbangan, pilot memiliki prosedur drift down saat salah satu mesin pesawat mati.
Pesawat modern masih bisa terbang meski ada mesin yang mati, namun, pesawat harus melayang turun ke ketinggian yang lebih rendah.
Ketinggian ini ditentukan oleh berat kotor pesawat.
Namun, di atas Tibet, batas ketinggian yang aman ini akan lebih rendah dibandingkan di dataran biasa. Sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama.
Baca Juga: Apakah Pendengaran Paus Jauh Lebih Baik dari Manusia? Yuk, Cari Tahu Fakta Menariknya!
4. Turbulensi yang Berbahaya
Dalam penerbangan, ada istilah “clean air turbulance”. Artinya, turbulensi ini tidak bisa dilihat dan bahkan tidak bisa diprediksi oleh pilot.
Turbulensi adalah keadaan terganggu karena perubahan yang tidak dapat diprediksi dan dikontrol.
Clear air turbulance disebabkan oleh adanya pusaran udara yang terbentuk saat aliran udara terganggu oleh pegunungan yang tinggi di area yang memiliki angin tegak lurus yang kuat.
Turbulensi ini juga bisa terjadi di tempat yang sering ada pembalikan suhu. Jika terjadi, clear air turbulance bisa membahayakan pesawat.
Nah, itulah alasan mengapa pesawat terbang tidak dianjurkan melintas di atas wilayah Tibet dan Pegunungan Himalaya, teman-teman.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR