Bobo. id - Beberapa perilaku manusia, seperti menguap dapat dengan mudah menular di lingkungan sekitar.
Tahukah teman-teman bahwa otak kita memiliki kemampuan yang luar biasa dalam mengenali kondisi sekeliling.
Meniru tindakan yang kita lihat di sekitar kita adalah sebuah cara alamiah yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan bahwa kita berempati terhadap orang lain.
Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik, dan mencoba menyelesaikan masalah, dan bisa melihat dari sudut pandang orang lain.
Menguap, adalah salah satu contoh perilaku yang bisa menular. Kita seringkali menguap saat melihat orang menguap, atau sebaliknya.
Ternyata, ada 5 perilaku manusia yang bisa menular ke orang-orang di sekelilingnya. Apa saja itu?
1. Keputusan Mengambil Risiko
Saat teman-teman asyik bermain dengan kawan kalian, biasanya ada beberapa keputusan yang diambil bersama-sama.
Misalnya, melompat ke kolam bersama-sama, bermain memanjat pohon, mengayuh sepeda agak jauh dari rumah, dan hal-hal lainnya.
Baca Juga: Benarkah Menguap Bisa Menular pada Orang Sekitar? Inilah Fakta Menarik Menguap
Kenapa banyak orang setuju dengan satu keputusan, walau terkadang memiliki risiko bahaya? Ternyata keputusan mengambil risiko itu bisa menular ke orang lain, lo.
Sebuah studi yang dilakukan oleh ahli saraf di California Institute of Technology mengungkapkan bahwa keputusan mengambil risiko bisa menular ke orang lain juga.
Itulah kenapa, dalam suatu lingkaran pertemanan, seringkali tiba-tiba tercetus suatu rencana dari salah satu pihak yang langsung diikuti oleh semua orang yang ada di lingkaran tersebut.
2. Tertawa
Tahukah teman-teman, ada ungkapan yang menyebutkan "Tertawalah dan seluruh dunia akan tertawa bersamamu". Ungkapan itu ada benarnya juga, lo.
Ternyata otak manusia merespons suara tertawa dan secara otomatis akan tertawa juga meskipun telinga tidak mendengarkan lelucon atau alasan mengapa ada suara tawa itu.
Sophie Scott, seorang ahli saraf dari University College London mengatakan bahwa otak manusia menyukai sesuatu yang menyenangkan.
Jadi, suara tertawa akan menular dengan mudah dalam suatu lingkungan, walau tidak semua orang memahami bahan leluconnya.
3. Tersenyum
Baca Juga: Pernah Tertawa Terbahak-bahak Sampai Sakit Perut? Hal Ini Wajar Terjadi, Cari Tahu Sebabnya, yuk!
Ada pepatah bijak mengatakan bahwa ketika kita tersenyum, maka seluruh dunia akan tersenyum kepada kita.
Pepatah itu juga ada benarnya, lo. Penelitian menunjukkan bahwa ketika ada orang tersenyum pada kita, kita cenderung akan meniru ekspresi wajah orang itu untuk mengerti bagaimana cara mereka merasakannya.
Respons alamiah dari peniruan ekspresi wajah ini memungkinkan kita tidak hanya berempati kepada orang lain, namun juga merasakan emosi itu bagi diri kita sendiri.
4. Cemberut
Selain tersenyum, ada pula hal yang membuat kita cemberut ketika kita melihat orang lain cemberut.
Menurut penelitian, kita akan mudah cemberut jika berinteraksi dengan orang cemberut.
Cemberut bisa menular layaknya tersenyum, karena orang lain akan meniru ekspresi diri kita.
5. Menggigil
Melihat orang lain yang menggigil karena sakit flu akan bisa membuat orang lain merasa kedinginan juga, lo.
Baca Juga: Tubuh Merinding saat Kedinginan, Ini 4 Penyebab Lain Tubuh Alami Merinding
Sebuah penelitian oleh para ahli saraf di Sekolah Kedokteran Brighton and Sussex mengungkapkan bukti bahwa respons terhadap suhu ternyata bisa menular.
Dalam penelitian disebut, jika kita menyaksikan orang lain menggigil, kita juga akan merasakan sensasi kedinginan.
Semakin besar rasa empati orang lain, maka semakin banyak rasa dingin yang akan dirasakan.
Itulah lima perilaku manusia yang memiliki efek menular. Apakah teman-teman sudah pernah mengalami semuanya?
Baca Juga: Kurangi Stress Hingga Sehatkan Jantung, Inilah 4 Manfaat Tertawa bagi Kesehatan Tubuh
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Psychological Science |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR