Bobo.id - Pada pelajaran tematik kelas 6 SD/MI tema menuju masyarakat sejahtera, pembelajaran 5, tepatnya halaman 77.
Teman-teman akan mempelajari tentang tari kreasi daerah, yaitu Tari Merak. Pernahkah teman-teman melihat pertunjukan Tari Merak?
Tari Merak jadi salah satu tari yang cukup populer di Indonesia. Tari ini mempunyai gerakan yang indah meniru burung merak.
Untuk mengetahui lebih lanjut tentang materi ini, kita bisa membaca informasi singkat tentang Tari Merak berikut dan mengerjakan beberapa soal serta temukan juga kunci jawabannya.
Yuk, bacalah dengan saksama!
Tari Merak
Tari Merak adalah salah satu tari kreasi daerah yang menggambarkan ekspresi kehidupan burung merak. Tata cara dan gerakannya terinspirasi dari kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetjep Soemantri.
Pada tahun 1950-an seorang koreografer bernama Raden Tjetjep Soemantri menciptakan gerakan tari merak. Beliau menerapkan kehidupan burung merak dalam gerakan tari tersebut. Gerakan utamanya adalah tingkah burung merak jantan yang mengembangkan bulu ekornya ketika ingin memikat merak betina. Gerakan merak jantan tersebut tergambar jelas tersebut tergambar jelas dalam Tari Merak.
Seiring perkembangan zaman, Tari Merak dari Jawa Barat telah mengalami perubahan dari gerakan asli yang diciptakan oleh Raden Tjetjep Soemantri. Beberapa koreografi telah ditambahkan ke dalam Tari Merak versi asli. Pada tahun 1985 gerakan Tari Merak kembali direvisi.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Penulisan Surat Pribadi
Tari Merak menggunakan kostum dengan motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan bentuk dan warna bulu-bulu merak seperti warna hijau, biru, dan hitam. Ditambah dengan jubahnya yang melukiskan keindahan ekor merak jantan yang sedang dikembangkan. Para penari juga menggunakan mahkota berbentuk burung merak.
Dalam pementasannya, Tari Merak dapat ditarikan secara tunggal atau berkelompok tiga penari atau lebih. Gerakan merak yang anggun dan mempesona tergambar dari gerakan Tari Merak yang penuh keceriaan dan keanggunan.
Source | : | Yudhistira |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR