"BOO..." Buttercup melenguh keras-keras.
"Petookk!" Hettie meloncat ke udara dan mendarat di atas atap kandangnya karena terkejut. Seketika itu juga cegukan Hettie hilang.
Tapi saat makan siang, cegukan Hettie datang lagi. Kali ini, Hettie meminta bantuan Billy si kambing. Siapa tahu cegukannya dapat segera hilang.
"Ouh... Kamu perlu kejutan yang lebih keras lagi," kata Billy.
"Satu 'BOO' tidak akan mengagetkan seekor ayam. Sekarang ayo kita coba," sebelum Hettie bersiap-siap, Billy merendahkan tubuhnya dan menyerang Hettie, dan....
"Petoook!" Hettie melompat sekali lagi ke udara dan mendarat di atas atap Pak Brown. Dan cegukannya pun hilang. Hettie merasa lega.
Keesokan pagi, Hettie duduk diam di dalam kandangnya dengan perasaan sangat gembira. "Petook... petook," Hettie bernyanyi-nyanyi.
"Petook... tok hikk.. ark!" Oh, kasihan Hettie. Sehari penuh ia bersembunyi di dalam kandangnya.
Ketika Sly si ular masuk kandang dan hendak mencuri telur Hettie untuk makan siangnya, Hettie berkokok ketakutan. Tapi tetap saja cegukannya tidak hilang juga.
Hari pun menjelang sore. Pak dan Bu Brown sedang duduk di teras sambil menikmati secangkir teh. Hettie sedang mengais-ngais tanah mencari cacing di kebun.
"Apa yang akan kita perbuat pada Hettie?" tanya Pak Brown. "Tak ada gunanya memelihara ayam yang telurnya berbentuk kotak. Tak ada gunanya."
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR