Bobo.id - Pada masa penjajahan ada banyak organisasi yang dibentuk untuk memperjuangkan kemerdekaan salah satunya adalah Pembela Tanah Air atau PETA.
Untuk mengetahui lebih banyak informasi tentang PETA, teman-teman bisa mengamati contoh soal berikut.
Pada contoh soal ini akan diberikan pembahasan yang lengkap sehingga mudah dipahami.
Berikut lima contoh soal dan pembahasan tentang PETA.
1. Apa yang dimaksud dengan PETA (Pembela Tanah Air)?
Pembahasan:
PETA adalah singkatan dari Pembela Tanah Air yang merupakan sukarelawan selama penjajahan Jepang dari tahun 1942 hingga 1945.
PETA dibentuk setelah R Gatot Mangkupraja mengajukan permohonan tertulis kepada pemimpin tertinggi Tentara Jepang atau disebut Gunseikan.
Surat itu berisi permintaan mengumpulkan sukarelawan dari pemuda Indonesia untuk menjaga tanah air dari ancaman Sekutu.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Sistem Ekskresi pada Tubuh Manusia
2. Kapan dibentuknya PETA (Pembela Tanah Air)?
Pembahasan:
Dari permohonan yang diajukan oleh R Gatot Mangkupraja, pemerintah Jepang menyetujui pembentukan PETA.
PETA dibentuk pada 3 Oktober 1943 dengan mulai merekrut para pemuda lokal untuk menjadi sukarelawan.
Dengan dibentuknya PETA saat itu, banyak pemuda Indonesia yang dilatih untuk menggunakan senjata dan berperang.
3. Apa fungsi dan tujuan dibentuknya PETA (Pembela Tanah Air)?
Pembahasan:
Pada awalnya peta dibentuk berfungsi sebagi tentara bantuan untuk Jepang saat peperangan Asia Timur Raya.
Dengan tujuan awal itu, banyak pemuda Indonesia dilatih untuk menjadi tentara.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi Jenis dan Fungsi Seni Rupa
Selain itu PETA yang merupakan organisasi di bawah Panglima Tentara Jepang, dibentuk untuk menjadi tentara teritorial yang miliki kewajiban mempertahankan wilayahnya.
Para anggota PETA juga diajarkan untuk mencintai tanah air dan membangkitkan patriotisme.
Dari semua ajaran yang didapat, PETA mulai memiliki tujuan berbeda dan tidak hanya untuk peperangan Asia Timur Raya.
Para anggota PETA justru semakin semangat untuk mencapai kemerdekaan dengan memperkuat kekuatan militer.
Tujuan baru itu pun mulai diketahui Jepang pada Maret 1944.
Lalu pada tahun 1945, mulai muncul banyak pemberontakan yang dilakukan para pemimpinan pasukan PETA.
4. Siapa saja tokoh PETA (Pembela Tanah Air) yang terkenal?
Pembahasan:
- Jendral Soedirman merupakan salah satu anggota PETA yang setelah merdeka kemudian menjadi Panglima Besar TNI atau Panglima APRI.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Sumber Energi yang Digunakan Manusia
- Soeharto anggota PETA yang kemudian menjadi Jendral Besar di TNI dan juga sempat menjadi Presiden RI yang ke-2.
- Ahmad Yani yang setelah merdeka menjadi menteri serta panglima angkatan darat.
- Supriyadi yang memimpin pemberontakan di Belitar pada 14 Februari 1945.
5. Kapan dan kenapa PETA (Pembela Tanah Air) akhirnya dibubarkan?
Pembahasan:
PETA dibubarkan oleh pemerintah Jepang setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Pembubaran itu ditandai dengan ucapan perpisahan Panglima Tentara ke-16 di Jawa yaitu Jendral Nagano Yuichito pada anggota kesatuannya.
Setelah bubar, para mantan anggota PETA masih terus membantu dalam perang mempertahankan kemerdekaan melawan Belanda.
Setelah merdeka, Indonesia mulai membentuk badan resmi untuk menjaga kedaulatan negara yang disebut dengan Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Warga Negara Indonesia
Dalam pembentukan itu para mantan anggota PETA diajak bergabung menjadi BKR.
Seiring berjalannya waktu, BKR berubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat, lalu berubah lagi menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI).
Lalu terjadi perubahan terakhir dari TRI menjadi TNI atau Tentara Nasional Indonesia pada tahun 1947.
Nah, itu tadi beberapa informasi penting tentang pembentukan hingga pembubaran PETA.
(Foto:Creative Commons/PPI TANGSEL)
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,kompas.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR