Bobo.id - Teman-teman pasti tidak asing dengan hewan bertempurung penyu dan kura-kura.
Sayangnya, banyak yang masih salah memahami perbedaan penyu dan kura-kura.
Walaupun sama-sama memiliki tempurung atau cangkang, penyu dan kura-kura adalah hewan yang sangat berbeda, lo.
Selain itu, sebagian teman-teman pasti ada yang belum mengerti terrapin, yakni salah satu hewan bertempurung yang umumnya dikira sebagai kura-kura.
Untuk memahami perbedaan penyu, kura-kura, dan terrapin, simak artikel berikut ini, yuk!
Penyu, Kura-kura, Terrapin Hewan yang Mirip
Penyu, kura-kura dan terrapin adalah reptil dengan tempurung bertulang atau tulang rawan. Mereka termasuk dalam urutan taksonomi Testudines, atau Chelonii.
Menariknya, tempurung mereka juga mengandung saraf, sehingga penyu, kura-kura, dan terrapin cukup peka dari rangsangan yang diterima tempurungnya.
Misalnya, penyu, kura-kura, dan terrapin dapat merasakan sakit jika tempurungnya pecah atau retak.
Baca Juga: Mengapa Kura-Kura dan Penyu Bisa Hidup Begitu Lama? Ini Kata Para Ilmuwan
Mereka adalah reptil yang berdarah dingin (ektotermik), memiliki sisik, bernapas dengan udara, dan bertelur di darat.
Penyu, kura-kura, dan terrapin adalah hewan omnivora. Mereka memakan rumput laut, ganggang, ikan-ikan kecil, telur ikan, ubur-ubur, dan lain sebagainya
Perbedaan Penyu, Kura-kura, dan Terrapin
Perbedaan antara kura-kura, kura-kura atau terrapin berasal dari habitat tempat mereka beradaptasi.
- Penyu
Penyu menghabiskan sebagian besar hidup mereka di dalam air, baik penyu laut maupun penyu air tawar. Penyu hanya kembali ke darat untuk bertelur. Tempurungnya rata dan ramping untuk membantu mengurangi hambatan saat berenang.
Penyu punya kaki seperti sirip yang membantu mereka berenang, meskipun ini membuat perjalanan di darat jauh lebih sulit.
Penyu bisa bisa tumbuh hingga ukuran yang sangat besar.
Yang terbesar adalah penyu belimbing (Dermochelys coriacea). Penyu belimbing dewasa memiliki panjang rata-rata 1-1,75 meter dan beratnya dapat berkisar antara 250 hingga 700 kg.
- Kura-kura
Berbeda dengan penyu yang menghabiskan sebagian besar waktunya di air, kura-kura banyak hidup di daratan dan biasanya ditemukan di lingkungan yang panas dan kering.
Tempurung kura-kura tidak ramping seperti penyu tetapi malah berbentuk seperti kubah, dan mereka memiliki kaki berbentuk dengan cakar.
Walaupun kadang suka berendam di genangan air dangkal, kura-kura ini sebenarnya tidak bisa berenang dengan baik.
Oleh sebab itu, jangan sembarangan memasukkan kura-kura ke dalam air, karena mereka bisa tenggelam dan mati.
- Terrapin
Terrapin adalah sebutan bagi kura-kura yang jago berenang dan hidup di lingkungan semi-akuatik. Lingkungan semi-akuatik misalnya adalah kolam, rawa, sungai, dan bendungan.
Terrapin bisa di air tawar atau sedikit asin (payau). Terrapin ini sering berenang, tetapi juga sering berjemur di bawah sinar matahari, dan kadang-kadang menggali lumpur.
Cangkang terrapin berbentuk sedikit ramping dan sedikit berkubah (seperti kura-kura).
Meskipun mereka bisa berenang, mereka tidak memiliki sirip seperti penyu, melainkan punya kaki yang mirip dengan kura-kura.
Bisa dibilang terrapin seperti perpaduan antara penyu dan kura-kura. Perbedaannya dengan penyu dan kura-kura adalah terrapin umumnya berbadan jeuh lebih kecil.
Dibandingkan penyu dan kura-kura, terrapin ini bersifat lebih agresif dan tidak segan menggigit, teman-teman.
Terrapin memiliki cakar yang sangat tajam dan rahang gertakan yang kuat. Meskipun mereka tidak memiliki gigi, mereka dapat dengan mudah menggigit, lo.
Oleh karena itu, kita harus lebih berhati-hati dengan terrapin.
Nah, itulah perbedaan antara penyu, kura-kura, dan terrapin.
Walaupun sama-sama memilki cangkang berbentzk tempurung, penyu, kura-kura, dan terrapin memiliki perbedaan yang mencolok. lo.
Jangan bingung membedakan mereka lagi, ya!
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | African Geographic |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR