Bobo.id - Cumi-cumi dan gurita merupakan hewan laut termasuk ke dalam kelas hewan Chepalopoda. Apa yang dimaksud dengan Cephalopoda?
Chepalopoda merupakan kelas dari filum Molusca, yang di dalamnya mencakup hewan seperti gurita, cumi-cumi, dan sotong.
Chepalopoda diambil dari bahasa latin yaitu cephalus dan poda, yang artinya "kaki di kepala".
Gurita merupakan salah satu makhluk laut yang memiliki delapan lengan atau tentakel, dan kepala yang berbentuk bulat.
Sedangkan cumi-cumi memiliki tubuh yang berbentuk pipa, kepala yang berkembang sempurna, dan 10 tangan yang panjang yang bermangkuk penghisap.
Namun, keduanya diketahui dapat merasakan cahaya dengan menggunakan kulitnya. Apakah hal itu bisa dibuktikan?
Yuk, cari tahu fakta menarik kemampuan kulit gurita dan cumi-cumi dari penjelasan berikut!
Kemampuan Chepalopoda yang Unik
Hewan-hewan yang termasuk ke dalam kelas Chepalopoda dikenal mampu melakukan kamuflase yang menarik.
Baca Juga: Contoh-Contoh Perubahan Energi Listrik menjadi Energi Panas, Gerak, Bunyi, dan Cahaya
Mereka bisa mengubah warna, pola, dan tekstur kulit untuk membingungkan mangsanya atau berkomunikasi dengan sesamanya.
Lydia Mäthger dan Roger Hanlon menemukan bahwa sotong memiliki protein peka cahaya yang disebut opsin di seluruh kulitnya.
Opsin ini merupakan mesin penglihatan yang terdapat pada kulit berguna untuk mendeteksi cahaya.
Penemuan adanya opsin pada sotong ini membantu mereka untuk merasakan cahaya di seluruh permukaan kulitnya.
Tidak hanya pada sotong, sebagian besar hewan Chepalopoda memiliki opsin ini pada kulitnya.
Selain pada kulit, opsin ini juga ditemukan pada kromatofora, sel-sel yang dikatakan berfungsi untuk menerima cahaya.
Menurut para ilmuwan, kromatofora memiliki beberapa fungsi yang memungkinkan bereaksi terhadap cahaya.
Contohnya seperti dapat mendeteksi cahaya lokal, bereaksi terhadap cahaya, atau mengirim sinyal ke otak.
Namun, para ilmuwan belum bisa memastikan fungsi kromatofora, yang ilmuwan tahu adalah sebagai hewan Chepalopoda punya opsin di kulitnya.
Baca Juga: Kenapa Permukaan Laut Selalu Tampak Biru? Ini Penjelasan Menurut Sains
Kromatofora pada Gurita
Sementara itu, Desmon Ramirez dan Todd Oakley dari University of California, Santa Barbara, menemukan hal lain dari gurita.
Ketika kedua peneliti ini mencoba menyorotkan cahaya pada bagian kulit yang tertutup pada tubuh gurita, ditemukan kromatofora yang mengembang.
Dengan penelitian ini, Ramirez dan Oakley menemukan bahwa gurita mempunyai opsin pada kulitnya, tetapi tidak pada kromatoforanya.
Opsin pada gurita tidak berada pada kromatoforanya, melainkan pada rambut-rambut halus bernama silia.
Dengan penemuan ini, para ilmuwan bahwa hewan-hewan Chepalopoda memang bisa mendeteksi cahaya dengan kulitnya.
Meskipun opsin pada gurita terletak pada kulit, sementara opsin pada cumi-cumi dan sotong yang terdapat pada kromatofora.
Ramirez dan Oakley berpikir mungkin opsin bagi hewan-hewan ini memiliki fungsi yang berbeda-beda.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | National Geographic |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR