Bobo.id - Teman-teman, pernahkah kamu membaca buku tentang misteri ruang angkasa?
Ruang angkasa adalah ruang tak terbatas di luar planet Bumi. Di sana terdapat sejumlah partikel, plasma dari hidrogen, helium, debu, sinar kosmik, dan beberapa unsur lainnya.
Menurut Federation Aeronautique Internationale (badan internasional pengatur standar aeronatik dan astronatik), batas yang disebut angkasa luar adalah ketinggian di atas 100 kilometer dari atmosfer Bumi.
Lingkungan di Bumi dan di ruang angkasa tentu saja berbeda.
Salah satu perbedaannya yaitu, gravitasi di ruang angkasa sangat sedikit, sehingga astronaut dan berbagai benda lainnya akan beterbangan.
Selain itu, oksigen di ruang angkasa juga sangat tipis, sehingga astronaut harus memakai pakaian khusus.
Ruang Hampa Udara
Dilansir dari Livescience, ruang angkasa disebut dengan ruang hampa udara yang tidak memiliki materi.
Dengan kehampaan yang ada di ruang angkasa inilah, menyebabkan tekanan di sana menjadi sangat rendah.
Baca Juga: Mengenal Galaksi Alcyoneus, Galaksi Baru yang Ditemukan Para Ilmuwan
Menurut para ilmuwan, hal apapun yang normal bagi manusia di Bumi, sebenarnya jarang terjadi dalam konteks alam semesta.
Di ruang angkasa, para astronaut harus memakai pakaian khusus karena kadar oksigen yang sedikit.
Menurut penelitian, dengan sedikitnya udara atau oksigen bisa membahayakan astronaut jika tidak mengenakan pakaian khusus tersebut.
Kekuatan Gravitasi
Gravitasi adalah gaya tarik menarik antara benda yang memiliki massa. Gravitasi di Bumi, misalnya, dapat membuat manusia berpijak di tanah.
Sementara di ruang angkasa, yang gaya gravitasinya sedikit, menyebabkan benda-benda di sana melayang, bahkan manusia.
Gravitasi di ruang angkasa mengakibatkan asteroid, bintang, planet, tata surya, dan galaksi, berada di wilayah yang saling berdekatan.
Namun, gravitasi yang sedikit ini sekaligus membuat adanya ruangan kosong di antara planet, bintang, dan galaksi.
Ada lebih dari 100 miliar jenis-jenis galaksi di alam semesta, salah satu galaksi yang terdapat tata surya di dalamnya bernama Galaksi Bimasakti.
Baca Juga: Insinyur Kanada Temukan Cara untuk Pergi ke Mars dengan Teknologi Laser, Ini Penjelasannya
Jika setiap galaksi memiliki jarak terhadap galaksi yang lain, bayangkan saja seberapa luas ruang angkasa.
Ruang Angkasa yang Gelap
Para astronaut yang ada di Stasiun Antariksa Internasional maupun di Bulan akan melihat sekeliling mereka berwarna hitam dan gelap.
Alasan ilmiahnya karena tidak ada molekul atmosfer yang dihantam oleh cahaya matahari.
Hal ini kemudian menyebabkan sekeliling antariksa akan berwarna hitam dan bukannya biru seperti langit yang kita lihat ketika berada di Bumi.
Di ruang angkasa memang terdapat banyak bintang, namun jumlahnya lebih sedikit dibandingkan luas ruang angkasa sendiri.
Selain itu, ruang angkasa yang disebut ruangan kosong atau hampa udara, mengakibatkan cahaya tidak bisa memantulkan warna ke mata manusia.
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Livescience |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR