Bobo.id - Teman-teman sudah tahu manfaat mendongeng, kan? Mendongeng bisa membuat kita menjadi cerdas.
Nah, hari ini ada dongeng anak yang berjudul Pangeran dan Teratai Kumal.
Jangan lupa untuk membaca dongeng atau minta orang tuamu untuk mendongeng untukmu, ya!
----------
Di suatu hari yang cerah, Raja Qian Long dan Permaisuri Ling bercakap dengan Pangeran Chin Han. Raja dan permaisuri rupanya meminta putra mereka itu untuk segera menikah.
"Ayah, Bunda, aku belum menemukan gadis yang menarik hatiku," kata Pangeran Chin Han.
"Putraku, putri-putri bangsawan di negeri ini cantik-cantik dan berbudi pekerti baik," desak Permaisuri Ling sedikit kesal.
"Kecantikan dapat diciptakan, budi pekerti dapat dipelajari, tapi ketulusan hati tidak semua orang memilikinya, Bunda," jawab Pangeran Chin Han lembut. Raja Qian Long menengahi dengan nada tak berdaya,
"Sudahlah, Chin Han. Kami tak akan pernah memaksamu lagi untuk segera menikah."
Baca Juga: Dongeng Anak: Pencurian di Desa Bronsa #MendongenguntukCerdas
Beberapa hari kemudian Raja Qian Long jatuh sakit. Berpuluh tabib didatangkan dari penjuru negeri, namun tak satu pun mampu menyembuhkannya.
Pada suatu malam, ada suara berbisik di telinga Raja Qian Long.
"Carilah gadis pemilik Teratai Kumala. Teratai itu akan menyembuhkan penyakitmu!"
Keesokan harinya, Raja Qian Long lalu membuat sayembara yang diumumkan ke penjuru negeri. Demi bakti kepada orangtuanya, bahkan Pangeran Chin Han bersedia menikah
dengan gadis yang memiliki Teratai Kumala. Gadis manapun yang mampu menyembuhkan penyakit ayahnya.
Sejak diumumkan sayembara itu, puluhan bahkan ratusan gadis yang memiliki perhiasan Teratai Kumala berduyun-duyun dating ke istana. Sementara itu di sebuah dusun yang sepi, seorang kakek beserta cucu perempuannya yang cantik tampak asyik meramu obat-obatan sambil bercakap-cakap.
"Giok Lian, apakah kamu tidak tertarik untuk mengikuti sayembara Raja Qian Long? Kalau kau berhasil menyembuhkan Raja, kau akan menjadi permaisuri Pangeran Chin Han yang tampan dan bijaksana itu," kata sang kakek. menggoda cucunya.
"Kalau menurut Kakek, sebenarnya Raja Qian Long tidak sakit. Ia hanya terlalu cemas memikirkan Pangeran Chin Han yang belum menikah.
Kecemasannya itu membuat tubuhnya menjadi lemah.Yang diperlukan Raja hanyalah menantu cantik sepertimu dan semangkuk bubur lezat buatanmu," kata si kakek dengan raut wajah lucu, seolah membayangkan kelezatan bubur buatan cucunya.
Baca Juga: Apa Saja Perbedaan antara Cerpen, Dongeng, Fabel, dan Novel?
Giok Lian tertawa geli. "Kakek, sudahlah. Jangan terus menggodaku. Aku menyerah. Besok pagi aku akan pergi ke ibukota dan berusaha semampuku menolong Raja Qian Long," Giok Lian berjanji.
"Untuk keselamatanmu sebaiknya kau menyamar menjadi tabib pria, Giok Lian. Wajahmu yang cantik itu bisa mendatangkan masalah buatmu. Apalagi perjalanan ke ibukota cukup jauh dan berbahaya," kata kakek menasihati.
Giok Lian akhirnya tiba di ibukota. Tanpa membuang waktu ia bergegas ke istana, menghadap Pangeran Chin Han. Pangeran Chin Han mengamati tabib muda di hadapannya dengan seksama. Ia merasa penampilan tabib itu sedikit ganjil.
"Tuan Tabib, apakah kau tak tahu bahwa ayahku hanya mampu disembuhkan oleh gadis yang memiliki Teratai Kumala," katanya menjelaskan.
"Pangeran, hamba memiliki Teratai Kumala. Tetapi, hamba seorang pria. Apakah Pangeran akan menjadikan hamba permaisuri?" tanya Giok Lian sedikit geli. "Dan apakah benar Teratai Kumala itu mampu menyembuhkan penyakit Raja Qian Long?"
"Tentu saja aku tak akan menjadikanmu permaisuri. Karena kau seorang pria, aku akan mengangkatmu sebagai saudara jika kau berhasil menyembuhkan ayahku. Lagi pula benar katamu. Dari semua gadis yang mengaku memiliki Teratai Kumala, tak ada satu pun yang mampu menyembuhkan penyakit ayahku," kata Pangeran Chin Han.
"Kalau begitu, izinkan hamba mencoba mengobati penyakit Raja."
"Baiklah," Pangeran Chin Han memberikan kesempatan.
Seperti yang dianjurkan oleh kakeknya, Giok Lian memberikan Raja Qian Long bubur lezat buatannya. Juga ditambahi ramuan obat-obatan untuk memulihkan tenaga. Berkat perawatan Giok Lian yang penuh kesabaran dan kasih sayang, kesehatan Raja Qian Long kembali membaik. Giok Lian juga menyarankan agar Pangeran segera mencari permaisuri. Agar kedua orangtuanya tidak cemas memikirkan sang pangeran terus. Mendengar nasihat Giok Lian, sang pangeran tersenyum dan berkata.
"Aku sudah menemukan calon permaisuriku, Tuan Tabib. Dan Teratai Kumala ternyata terbukti mampu menyembuhkan penyakit ayahku!"
Kening Giok Lian berkernyit mendengar perkataan Pangeran Chin Han yang penuh teka-teki.
"Apa maksud Pangeran?" tanyanya gelisah.
"Seperti janjiku, aku akan menikahi gadis pemilik Teratai Kumala yang mampu menyembuhkan penyakit ayahku.
Bukankah 'Giok Lian' berarti Teratai Kumala? Teratai Kumala yang sempurna,"jawab Pangeran Chin Han. Pangeran lalu mengeluarkan sebuah medali kecil berbentuk bunga teratai yang terbuat dari batu giok. Di batu itu ada ukiran nama Giok Lian. "Kau menjatuhkannya saat mengeluarkan ramuan obat dari tasmu. Dan wajahmu itu terlalu manis dan lembut untuk seorang pria," goda Pangeran Chin Han. Giok Lian tertunduk malu setelah tahu penyamarannya telah terbongkar.
Akhirnya Pangeran Chin Han menikahi Giok Lian. Berdua mereka memerintah dengan adil dan bijaksana.
Cerita oleh: Fanny V. Miranti
#MendongenguntukCerdas
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Sarah Nafisah |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR