Bobo.id - Kenapa langit berwarna biru? Teman-teman pasti pernah bertanya-tanya tentang hal ini.
Padahal, sebenarnya langit ini warnanya bermacam-macam, lo. Namun, sering kali pada siang hari mata kita akan menangkap warna biru yang indah dan cantik ini.
Untuk mengetahui alasan kenapa langit pada siang hari berwarna biru, kita dapat menyimak penjelasannya berikut ini.
Alasan Langit di Siang Hari Berwarna Biru
Sebenarnya, alasan langit siang hari berwarna biru dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu panjang gelombang matahari melalui Hamburan Rayleight, atmosfer bumi, dan indra penglihatan kita.
1. Fenomena Hamburan Rayleight
Fenomena ini sendiri ditemukan oleh ilmuwan fisika dari Inggris yang bernama John William Strutt atau Lord Rayleight.
Hamburan Rayleight adalah fenomena cahaya matahari yang merambat ke permukaan bumi dengan gelombang pendek dan panjang.
Namun, radiasi gelombang pendek ini lebih banyak dihamburkan daripada yang bergelombang panjang, ketika bertemu dengan partikel-partikel di udara.
Baca Juga: Beragam Fenomena Langit di Bulan April 2022, Salah Satunya Hujan Meteor Lyrid
Meskipun sinar cahaya matahari ini terlihat berwarna putih, sebenarnya terdiri dari berbagai macam warna, yaitu merah dan jingga (gelombang panjang) serta ungu, hijau, dan biru (gelombang pendek).
Oleh sebab itu, langit pada siang hari terlihat berwarna biru, karena cahaya matahari gelombang pendek yang paling kuat dihamburkan.
2. Atmosfer Bumi
Cahaya matahari yang termasuk radiasi gelombang elektromagnetik ini berasal dari medan listrik dan medan magnet dari lapisan fotosfer matahari yang panasnya mencapai 5.700 derajat Celcius.
Sehingga, dapat memancarkan spektrum cahaya yang luas (gelombang panjang dan pendek), yang harus menembus ketebalan atmosfer.
Atmosfer bumi sendiri terdiri dari 21 persen oksigen, 78 persen nitrogen, sisanya karbon dioksida, karbon monoksida, sulfur oksida dan partikel-partikel lain.
Sedangkan, energi tertinggi (frekuensi gelombang tertinggi) untuk menembus atmosfer dimiliki cahaya dengan gelombang terpendek, yaitu warna hijau, biru, dan ungu.
Akibatnya, langit pada siang hari terlihat berwarna biru oleh mata teman-teman.
3. Indra Penglihatan
Baca Juga: Bentuknya Unik, Inilah 5 Gedung Pencakar Langit Paling Menarik di Dunia
Meskipun panjang gelombang pendek terdiri dari warna ungu, hijau, dan biru, mata kita paling kuat menangkap gelombang cahaya biru, daripada menangkap gelombang cahaya ungu atau hijau.
Selain itu, matahari yang terlihat berwarna kuning juga disebabkan karena, cahaya matahari menempuh jarak yang lebih pendek untuk melalui atmosfer.
Sehingga, membutuhkan lebih sedikit energi dan mata kita dapat menangkap warna gelombang panjang, yaitu merah dan jingga.
Namun, pernahkah teman-teman melihat langit biru yang kusam dan tidak jernih pada siang hari?
Warna langit biru yang kita lihat di beberapa wilayah bisa saja berbeda-beda. Hal ini disebabkan karena debu dan polusi pada wilayah tersebut.
Partikel debu dan polusi ini memengaruhi jarak pandang mata, menghalangi cahaya sampai ke permukaan bumi, serta mengurangi warna di langit.
Akibatnya, kita akan melihat langit siang hari berwarna biru kusam yang kurang indah.
Biasanya, warna langit biru kusam ini, lebih banyak terlihat di daerah perkotaan daripada pedesaan yang tingkat polusinya rendah.
Nah, itulah alasan kenapa langit di siang hari berwarna biru. Penyebab utamanya adalah fenomena Hamburan Rayleight yang menghamburkan cahaya matahari gelombang panjang dan pendek.
Baca Juga: Apa Itu Aurora? Ini Rahasia Keindahan dan 7 Tempat di Mana Kita Bisa Melihatnya
Sehingga, beberapa warna dari cahaya gelombang panjang dan pendek dapat ditangkap oleh indra penglihatan kita.
O iya, fenomena Hamburan Raylight juga berlaku pada langit sore atau pagi hari yang terlihat oranye.
Karena pada saat itu, gelombang panjanglah (merah dan jingga) yang dapat sampai ke permukaan bumi.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | forbes.com,mcgill.ca,metoffice.gov.uk |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR