Biasanya, setelah salat Isya dan tarawih, masyarakat Mesir akan menyalakan lilin dan menempatkannya di dalam lentera.
Tradisi sudah berlangsung sejak ratusan tahun yang lalu.
Dahulu, ketika malam tiba, anak-anka dan orang dewasa pergi ke luar rumah sambil memegang lampu lentera untuk menerangi jalan para khalifah.
Bahkan pemimpi setempat kala itu mewajibkan masyarakat untuk memasang lentera di depan pintu mereka, lo.
Namun kini, di era modern, lentera yang harus menggunakan api, kini mulai digantikan oleh lampu fanus.
Baca Juga: Kuliner Khas Ramadan, Ini 5 Kolak Unik Khas Berbagai Daerah di Indonesia
Lampu fanus adalah lampu gantung yang berbentuk tabung dan dihiasi ukiran khas timur tengah.
Menariknya, saat dinyalakan, motif ukiran akan menciptakan efek bayangan yang artistik, lo. Selain terang, jadi tampak indah, ya.
Lampu-lampu fanus sudah menghiasi rumah warga dan sudut kota sejak ditentukannya 1 Ramadan tiba.
Masyarakat modern Mesir memasang lampu fanus tidak lagi hanya di pintu, tetapi juga di bagian dalam rumah seperti ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, balkon, dan taman.
Nah, itulah tradisi lampu fanus yang selalu dirayakan tiap bulan Ramadan. Menarik, ya.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR