Setelahnya, dia harus tinggal di rumah karena sudah masuk masa pingitan.
Masa pingitan Kartini berlangsung dari usia 12 hingga 16 tahun.
Sejak bebas dari masa pingitan, Kartini melakukan sejumlah perubahan, termasuk pergaulannya dengan adik-adik perempuannya, Roekmini dan Kardinah.
Tahun 1903, Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang memberi dukungan pada Kartini untuk memperjuangkan cita-citanya.
Sebelum menikah, Kartini sempat memiliki cita-cita untuk bersekolah di Jakarta dan menjadi seorang dokter.
Namun, cita-cita itu ditentang oleh sang ayah, yang akhirnya Kartini memilih untuk menjadi guru.
Peran Kartini dalam Dunia Pendidikan
Diperbolehkan menjadi guru, Kartini mulai memiliki angan-angan untuk menyetarakan pendidikan antara laki-laki dan perempuan.
Untuk mencapai hal itu, ia berkeinginan untuk membuat sekolah di tempat kelahirannya.
Usahanya itu tidak berjalan dengan mulus, ia dan sudaranya Roekmini mendapat banyak penolakan.
Saat itu, pendidikan untuk perempuan masih dianggap tidak terlalu penting, sehingga tidak banyak anak perempuan yang bisa melanjutkan sekolah atau bahkan tidak bersekolah.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Kompas TV |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR