Bobo.id - Pernahkah teman-teman merasa terganggu dengan kotoran telinga?
Tahukah teman-teman? Walaupun mengganggu ternyata kotoran telinga ini ada manfaatnya, lo.
Bagaimana tidak? Kotoran ini bisa digunakan sebagai pembersih alami kotoran dari dalam saluran telinga ke luar, menghambat pertumbuhan kuman hingga menjaga agar air tidak masuk ke dalam telinga.
Kotoran telinga sebenarnya tidak akan menyebabkan gangguan apabila jumlahnya tidak berlebihan.
Namun, kalau terlalu banyak, kotoran telinga dapat menyumbat telinga hingga menyebabkan nyeri dan tidak nyaman.
Bila sudah begitu, kita tidak sabar untuk membersihkan kotoran yang ada di telinga.
Kita biasanya akan mengambil cotton bud untuk membersihkan telinga kita. Namun, ternyata hal itu tidak benar, teman-teman.
Hindari Korek Telinga
Sebenarnya kotoran telinga memiliki mekanisme sendiri untuk keluar dari telinga tanpa harus kita korek-korek menggunakan cotton bud, jari, bahkan jepit rambut.
Baca Juga: 3 Hal yang Sering Dialami Telinga, tapi Jarang Ada yang Tahu Penyebabnya
Kotoran telinga ini akan keluar dengan sendirinya di daun telinga bersama debu berkat dorongan mekanisme otot pipi saat kita mengunyah makanan.
Jadi, kita tidak perlu melakukan cara mengeluarkan kotoran dengan mengorek-ngorek telinga sampai ke bagian tengah maupun bagian terdalam telinga.
Sebenarnya membersihkan bagian daun telinga ataupun telinga bagian luar saja, itu saja sudah cukup.
Mengorek telinga bisa mendorong kotoran lebih jauh ke dalam telinga dan bisa menhyebabkan kerusakan serius pada gendang telinga.
Bahkan ketika teman-teman menggunakan cotton bud, bisa beresiko menyangkut di telinga, lo.
Cara Membersihkan Telinga Tanpa Cotton Bud
Berikut ini ada tiga cara yang bisa teman-teman lakukan untuk membersihkan kotoran telinga yang menumpuk.
1. Gunakan Tetes Telinga
Menggunakan obat tetes telinga yang dijual bebas di apotek atau toko obat bisa menjadi salah satu cara untuk membersihkan kotoran telinga.
Baca Juga: Ular dan 3 Hewan Ini Terlihat Tidak Punya Telinga, Ternyata Begini Cara Mereka Mendengar
Obat ini dapat melunakkan gumpalan kotoran sehingga kotoran mudah dikeluarkan.
Selama 2-3 hari setelah menggunakan pelunak kotoran telinga, teman-teman bisa memiringkan kepala dan meneteskan air hangat ke dalam saluran telinga yang bermasalah.
Setelah itu miringkan kepala ke sisi lain untuk mengeluarkan kotoran telinga.
Keringkan air dari saluran telinga, lalu keringkan dengan handuk secara perlahan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, teman-teman perlu mengulang proses ini beberapa kali hingga seluruh kotoran telinga bisa keluar.
2. Pakai Minyak Zaitun atau Baby Oil
Penumpukan kotoran ini bisa terjadi salah satunya karena bagian dalam telinga yang terlalu kering.
Kalau ternyata masalah ini yang teman-teman alami, teman-teman bisa mencoba untuk melembapkan bagian dalam telinga menggunakan minyak zaitun atau baby oil, lo.
Teman-teman bisa mencoba untuk meneteskan beberapa tetes minyak ke telinga yang bermasalah. Teman-teman tinggal tunggu kira-kira lima menit.
Baca Juga: Terkenal Sebagai Bagian yang Kuat, Dimana Otot Terlemah di Tubuh Manusia? #AkuBacaAkuTahu
Penggunaan minyak zaitun ini memang cenderung membutuhkan waktu lama untuk membersihkan kotoran telinga, tapi cara ini jarang menyebabkan alergi atau iritasi.
Untuk itu cara ini bisa teman-teman terapkan dan ulangi cara ini beberapa kali secara rutin.
3. Lakukan Pemeriksaan Telinga Rutin ke Dokter THT
Apabila kotoran telinga sudah menumpuk dan sulit dikeluarkan menggunakan dua cara diatas, teman-teman bisa pergi ke dokter.
Biasanya dokter akan menggunakan alat khusus untuk mengeluarkan kotoran telinga atau memakai alat sedot (suction).
Jika penumpukan kotoran telinga terus berulang, dokter bisa merekomendasikan cara membersihkan telinga menggunakan obat-obatan.
Jangan ragu untuk melakukan pemeriksaan telinga rutin ke dokter THT, ya.
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Hello Sehat |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR