Bobo.id - Teman-teman, tahukah kamu peristiwa langit apa saja yang akan terjadi pada tahun 2022 ini?
Salah satu fenomena astronomi yang akan terjadi pada bulan Mei tahun 2022 ini adalah gerhana bulan total.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN Andi Pangerang mengatakan, puncak Gerhana Bulan Total pertama di 2022 terjadi pada 16 Mei pukul 11.11.13 WIB/12.11.13 WITA/13.11.13 WIT.
Gerhana itu merupakan gerhana ke-34 dari 72 gerhana dalam siklus Saros 131.
Lebar gerhana mencapai 1,4137 kali diameter Bulan untuk umbra dan 2,3725 kali diameter Bulan untuk penumbra.
Bapak Andi mengatakan titik pusat Bulan berada di 0,2532 kali diameter Umbra Bumi sebelah selatan titik pusat Umbra Bumi. Beliau juga menambahkan, gerhana ini berlangsung dengan 3 fase yaitu:
- Fase penumbral
Fase penumbral terjadi selama 5 jam 18 menit 40 detik (sejak pukul 08.32.11 WIB hingga 13.50.52 WIB).
Pada fase ini, seluruh bagian bulan berada pada penumbra, sehingga warnanya terlihat buram.
Baca Juga: Banyak Planet Mirip dengan Bumi, Apakah Ada Kehidupan Lain Disana?
- Fase parsial
Fase ini diperkirakan terjadi selama 3 jam 27 menit 14 detik (sejak pukul 09.27.57 WIB hingga 12.55.11 WIB).
Fase parsial merupakan fase ketika matahari, bumi, dan bulan tidak sejajar dengan sempurna.
- Fase total
Diperkirakan terjadi selama 84 menit 53 detik (sejak pukul 10.29.07 WIB hingga 11.54.00 WIB).
Pada fase inilah, bulan dan matahari berada pada sisi yang berlawanan dari bumi. Namun, sebagian sinar matahari tersebut tetap bisa menyentuh permukaan bulan.
Bisakah Terlihat dari Indonesia?
Gerhana tersebut bertepatan dengan detik-detik Waisak 2566 BE yang terjadi pada pukul 11.14.10 WIB/12.14.10 WITA/13.14.10 WIB.
Akan tetapi, gerhana itu hanya dapat disaksikan di Benua Amerika, Eropa, Afrika, Timur Tengah, Selandia Baru dan sebagian besar Oseania.
Baca Juga: Dengan Nol Gravitasi, Bagaimana Astronaut Bisa Buang Air Besar di Ruang Angkasa?
Indonesia tidak mengalami gerhana tersebut karena Bulan sudah di bawah ufuk.
Fase totalitas gerhana akan berlangsung selama 85,5 menit, dimulai sekitar pukul 23:28 EDT pada 15 Mei (0328 GMT pada 16 Mei).
Selama fase totalitas, meskipun bulan akan sepenuhnya terbenam dalam bayangan Bumi, kemungkinan tidak akan hilang dari pandangan.
Sebaliknya, bulan akan tampak berubah menjadi merah tembaga.
Hal itu adalah efek yang disebabkan oleh atmosfer bumi yang menekuk atau membiaskan sinar matahari ke dalam bayangan.
Karena bayangan umbral Bumi berbentuk kerucut dan meluas ke luar angkasa sejauh sekitar 864.000 mil (1,39 juta kilometer), sinar matahari akan disaring melalui semacam "matahari terbenam ganda", di sekeliling tepi Bumi, ke dalam bayangannya dan kemudian ke bulan.
(Penulis: Nur Fitriatus Shalihah)
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR