Zona yang mulai memasuki musim kemarau pada April adalah sebagian kawasan Nusa Tenggara, Bali, dan sebagian Jawa.
Kemudian sebanyak 22,8 persen wilayah akan memasuki kemarau pada Mei 2022 yang meliputi sebagian Bali, Jawa sebagian Sumatera, sebagian Kalimantan, Maluku, dan sebagian Papua.
Sementara itu, sebanyak 23,7 persen wilayah akan memasuki musim kemarau pada Juni 2022.
Wilayah-wilayah tersebut adalah Sumatera, sebagian Jawa, Kalimantan, Sulawesi, sebagian kecil Maluku, dan sebagian Papua.
Untuk 23,7 persen wilayah lainnya, awal musim kemarau tersebar pada Januari, Maret, Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Pengaruh Sirkulasi Siklonik
Selain karena periode peralihan, munculnya hujan di masa awal musim kemarau juga dipengaruhi oleh adanya sirkulasi siklonik.
Baca Juga: Mengapa Hutan Hujan Berperan Penting untuk Menopang Kehidupan di Bumi?
Bapak Miming menjelaskan, sirkulasi siklonik terjadi di Samudera Hindia sebelah barat Bengkulu.
Sirkulasi siklonik inilah yang membentuk daerah pertemuan atau perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di Bengkulu.
Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sekitar wilayah sirkulasi siklonik.
Potensi hujan juga terjadi di sepanjang daerah konvergensi tersebut termasuk wilayah Jawa bagian barat.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR