Bobo.id - Batik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang masih dilestarikan hingga kini.
Pada materi kelas 5 SD Tema 9, teman-teman akan belajar tentang batik klasik dan batik pesisir.
Batik klasik merupakan batik yang sudah ada sejak zaman dahulu dan hingga kini masih dilestarikan.
Batik klasik dihasilkan melalui proses menghias dengan malam atau lilin. Batik klasik biasanya memiliki warna yang cenderung lebih gelap dari batik pesisir.
Batik klasik pun bernilai seni tinggi dan tidak tergerus oleh perkembangan zaman karena memiliki filosofi sebagai ajaran hidup.
Dengan begitu, selain memiliki keindahan motif, batik klasik juga memiliki keindahan filosofi.
Hingga kini, batik klasik memiliki berbagai macam motif yang populer di Indonesia.
Apa saja? Cari tahu, yuk!
1. Batik Kawung
Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 5 SD Tema 9, Perbedaan Batik Klasik dan Batik Pesisir
Motif dalam batik kawung ini digambarkan dengan bentuk lingkaran yang berpotongan dan terkadang dihiasi dengan ornamen lain seperti garis atau titik.
Dalam motif Batik Kawung ini, menggambarkan bentuk visual dari tanaman buah, pohon kapuk hingga pohon aren.
Tahukah teman-teman? Batik Kawung ini disebut sebagai desain yang sudah sangat tua, lo.
Ini karena batik ini sudah dikenal di Jawa bahkan sejak abad ke-13.
Selain pada batik, motif Kawung ini bisa juga teman-teman temui pada candi-candi di Jawa seperti Candi Prambanan hingga Candi Kediri di Jawa Timur.
2. Batik Ceplok
Berbeda dengan Batik Kawung. Pada Batik Ceplok terdiri dari motif-motif geometris, mulai dari bentuk bujur sangkar, belah ketupat, hingga lingkaran.
Untuk membuat batik ceplok, dipilih satu bentuk geometris untuk kemudian dibuat pola yang berulang.
Meskipun kebanyakan geometris, desain batik ceplok juga bisa mewakili bentuk abstraksi bunga bahkan hewan, lo.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 9, Soal-Soal Iklan Batik Jumputan
Namun, mayoritas penduduk Indonesia adalah penganut Islam. Banyak masyarakat yang menentang penggambaran bentuk hewan dan manusia secara realistis.
Oleh karena itu, biasanya desain bentuk ini tidak ditampilkan detail yang terlalu realistis, teman-teman.
3. Batik Parang
Tahukah teman-teman? Dulunya, Batik Parang digunakan secara terbatas oleh istana kerajaan Jawa Tengah, lo.
Pada Batik Parang, motifnya terdiri dari barisan miring dari bentuk pola seperti pisau tebal dalam pita diagonal.
Selain itu, pada motif ini biasanya diselingi dengan pita menyempit yang warnanya lebih gelap sehingga terlihat kontras.
Nah, pita inilah yang memiliki elemen desain lain yakni garis motif berbentuk permen yang disebut mlinjo.
Parang Rusak menjadi variasi pola yang paling terkenal dari Batik Parang. Ini karena bentuknya terkenal paling klasik yakni dengan barisan parang yang dilipat lembut.
Selain pada batik, motif ini juga bisa teman-teman temukan pada ukiran kayu atau sebagai ornamen pada alat musik gamelan, lo.
Baca Juga: Mengenal Batik Jumputan dan Cara Membuatnya, Materi Kelas 5 SD Tema 9
4. Batik Sidomukti
Batik Sidomukti merupakan salah satu batik yang berkembang di Keraton Surakarta.
Batik ini merupakan perkembangan dari batik Sidomulyo yang telah ada sejak zaman Kesultanan Mataram.
Motif batik ini memiliki makna sebagai simbol pengharapan dan doa yang dituangkan dalam ornamen pengisi.
Pada zaman dulu, motif batik ini hanya boleh dikenakan pengantin keraton yang akan melangsungkan pernikahan.
Ini karena motif ini bisa jadi simbol harapan kedua mempelai akan memiliki masa depan yang baik.
Warna yang digunakan pada Batik Sidomukti adalah warna soga atau cokelat yang merupakan warna batik klasik.
Nah, itulah empat motif batik klasik yang populer di Indonesia. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan teman-teman, ya.
Kuis! |
Apakah motif batik klasik yang memiliki usia paling tua? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | Kompas.com,Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR