Bobo.id - Benua Afrika terkenal dengan keanekaragaman hewannya.
Salah satu hewan menarik dan endemik dari Afrika adalah hewan okapi. Ini karena kulitnya yang nampak seperti zebra.
Okapi yang baru ditemukan pada 1800-an ini merupakan hewan pemalu dan penyendiri.
Dilansir dari African Geographic, okapi hampir mustahil atau sulit diamati di alam liar karena mereka sangat pemalu.
Keberadaannya yang masih misteri dan jarangnya mereka terlihat, membuat hewan ini dijuluki sebagai unicorn afrika.
Meski hewan penuh rahasia ini mahir menghindari sorotan manusia, bukan berarti kita tak bisa mengetahui fakta menarik okapi.
Penasaran? Cari tahu bersama, yuk!
1. Mirip Zebra, Tapi Berkerabat Dekat dengan Jerapah
Sekilas, okapi memang tampak mirip dengan zebra. Ini karena adanya garis-garis di kakinya yang mirip dengan zebra.
Baca Juga: Punya Tanduk di Dahi, 5 Hewan Ini Disebut Mirip Unicorn dalam Negeri Dongeng #MendongenguntukCerdas
Namun, meskipun terlihat sama, keduanya tidak terkait bahkan bukan berasal dari ordo yang sama.
Nyatanya secara taksonomi, hewan okapi lebih dekat dengan jerapah, teman-teman.
Okapi merupakan anggota keluarga Giraffidae. Itu artinya, okapi menjadi satu-satunya anggota keluarga jerapah yang bukan jerapah.
2. Dapat Berkamuflase dengan Baik
Jika kita melihat tubuh hewan okapi, kita akan mendapati belang di kakinya.
Ternyata, belang-belang ini memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup mereka di alam liar, lo.
Belang-belang di tubuhnya dapat membantu okapi muda agar bisa mengikuti induknya di hutan lebat.
Selain itu, corak itu juga berfungsi sebagai kamuflase untuk menghindari predator, seperti macan tutul.
Mamalia yang jadi hewan nasional Kongo ini juga memiliki cara lain untuk menghindari predator, teman-teman.
Baca Juga: Jadi Hewan Mamalia Bersisik Kuat, Ini 5 Fakta Unik Trenggiling si Pemakan Semut #AkuBacaAkuTahu
Okapi biasanya akan berdiam diri di sarangnya selama enam sampai sembilan minggu di awal kehidupan mereka.
3. Lidah Okapi Cukup Panjang Hingga Bisa Mencapai Mata dan Telinga
Keunikan okapi yang tidak dapat ditemukan pada mamalia lain adalah mereka dapat menjilati telinganya sendiri.
Sebab, okapi memiliki lidah yang bisa tumbuh sekitar 14-18 inci atau mencapai 45 cm, lo.
Lidahnya yang panjang ini dapat menggulung dan membantu okapi menjangkau dedaunan di wilayah hutan hujan.
Uniknya, lidah okapi yang panjang ini juga digunakan untuk membersihkan bagian tubuh tertentu, teman-teman.
Misalnya untuk membersihkan kelopak mata dan telinga, bahkan dapat digunakan untuk mengusir serangga dari leher.
4. Senyawa Khas pada Kaki Okapi
Selain lidah panjang yang dimiliki okapi, ada hal unik dan menarik lainnya.
Baca Juga: Lidahnya Begitu Panjang hingga Bisa Membersihkan Mata dan Telinganya, Ini 5 Fakta Unik Okapi
Yap, okapi memiliki sejenis kelenjar beraroma bau pada setiap jari-jari kakinya.
Dilansir dari Live Science, kelenjar bau itu dapat mengeluarkan senyawa seperti tar untuk menandai wilayah kekuasaannya.
Selain kelenjar, okapi jantan juga sering kali menggunakan air seni untuk menandai kekuasaannya.
Ia akan mengusir okapi lain dan siapapun yang melanggar batas kekuasaannya.
5. Termasuk Hewan yang Terancam Punah
Dengan keunikannya yang beragam, sayangnya okapi termasuk salah satu hewan yang terancam punah, teman-teman.
Populasinya terus menurun.
Menurut data IUCN, pengurangan populasi okapi mencapai 50 persen selama 24 tahun terakhir.
Diketahui hingga kini hanya ada 25 ribu spesies yang masih hidup di alam liar.
Nah, itulah lima fakta menarik tentang Okapi yang dijuluki sebagai Unicorn Afrika. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk teman-teman, ya.
----
Kuis! |
Apa fungsi corak belang yang ada pada kaki okapi? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com,Live Science,IUCN,African Geographic |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR