Setelah ditemukan kasus pertama di Amerika Serikat itu, kasus ini menyebar makin luas hingga ada 70 kasus cacar monyet.
Selain Amerika Serikat, ada juga kasus cacar monyet yang ditemukan di Israel yang ditularkan oleh pendatang dari Nigeria pada September 2018.
Lalu berturut-turut negara lain juga melaporkan temuan kasus serupa, seperti di Inggris pada September 2018, Desember 2019, Mei 2021, dan juga Mei 2022.
Singapura juga melaporkan temuan kasus yang sama pada Mei 2019. Lalu kini sudah ada banyak negara melaporkan sebaran penyakit ini semakin luas.
Hingga kini, penyebab utama dari penyakit ini belum teridentifikasi dengan jelas. Meski begitu, dugaan utama para peneliti adalah dari hewan pengerat sebagai penyebabnya.
Baca Juga: Jadi Darurat Kesehatan Global, WHO Bentuk 4 Kelompok Negara untuk Hadapi Cacar Monyet
Berikut gejala yang ditujukan dari penyakit cacar monyet yang penuarannya semakin luas.
Gejala Penyakit Cacar Monyet
Dikutip dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), gejala cacar monyet disebut mirip dengan penyakit cacar air.
Hanya saja, pada cacar monyet akan muncul pembengkakan pada kelenjar getah bening sedangkan penyakit cacar air tidak.
Selain itu, gejala lain adalah munculnya sakit kepala serta demam tinggi hingga lebih dari 38,5 derajat celcius.
Orang yang terinfeksi juga bisa mengalami nyeri otot atau myalgia, sakit punggung, serta tubuh terasa lemah.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,Kontan.co.id |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR