Bobo.id - Salah satu unsur penting pembentuk musik adalah tangga nada.
Tangga nada merupakan urutan nada atau tingkatan interval yang biasa disebut sebagai oktaf. Dalam musik, tangga nada bisa diurutkan dari nada naik atau nada turun terlebih dahulu.
Contoh tangga nada yang sering kita dengar dan pelajari adalah do, re, mi, fa, sol, la, si, do.
Nah, tangga nada pembentuk musik dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tangga nada diatonis dan tangga nada pentatonis.
Pada pelajaran seni musik, kita akan belajar tentang perbedaan interval pada tangga nada pentatonis dan diatonis.
Interval nada adalah jarak frekuensi antara satu nada dengan nada lainnya. Baik jarak nada ke atas maupun ke bawah.
Yuk, cari tahu informasi selengkapnya dari penjelasan berikut!
Tangga Nada Pentatonis
Sesuai dengan namanya, tangga nada pentatonis, hanya menggunakan lima nada pokok saja.
Tangga nada yang ada pada tangga nada pentatonis dibedakan oleh jarak antarnada, juga pilihan nada yang didengar.
Nah, tangga nada pentatonis dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan nadanya, yaitu tangga nada pelog dan tangga nada slendro.
Baca Juga: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Contoh Tangga Nada Diatonis Mayor, Cari Jawaban Kelas 5 SD Tema 2
Tangga nada pelog hanya memiliki lima nada primer, yakni do, mi, fa, sol, si. Jarak interval nada pada tangga nada ini besar.
Sedangkan, tanda nada slendro memiliki lima nada primer, yakni do, re, mi, sol, la, dengan jarak interval nada yang kecil.
Salah satu alat musik yang menggunakan tangga nada pentatonis adalah gamelan dari Jawa, Indonesia.
Tangga Nada Diatonis
Tangga nada diatonis adalah tangga nada dengan jarak dua tangga nada. Jarak tangga nada diatonis adalah satu dan setengah.
Pada sistem tangga nada diatonis, satu rangkaian nada memiliki tujuh nada pokok, dengan nada kedelapan adalah pengulangan nada pertama.
Urutan nada do, re, mi, fa, sol, la, si, do, adalah contoh tangga nada diatonis.
Tangga nada diatonis dibagi lagi menjadi dua kelompok, yaitu tangga nada minor dan tangga nada mayor.
Nah, interval nada pada nada diatonis minor berbeda dengan interval nada pada nada diatonis mayor.
Pada tangga nada mayor, intervalnya adalah 1, 1, 1/2, 1, 1, 1, 1/2. Sedangkan pada tangga nada minor, memiliki tangga nada interval 1, 1/2, 1, 1, 1/2, 1, 1.
Sebagai contoh, naiknya nada C ke D mempunyai interval nada naik 1 tingkat nada. Interval nada ini disebut interval nada second.
Baca Juga: Bagaimana Caranya agar Alat Musik Tradisional Tidak Punah? Materi Kelas 4 SD
Ada beragam jenis interval nada yang digunakan pada tangga nada diatonis, di antaranya seperti berikut.
1. Prime, yaitujarak antara nada yang satu dengan yang lain dengan pitch yang sama. Pitch adalah ketepatan tinggi rendahnya nada.
Contoh penggunaan interval nada prime adalah jarak dari nada C ke nada C lagi.
2. Second, yaitu jarak antara nada yang satu dengan yang lain dengan pitch satu tingkat di atasnya. Contoh penggunaan interval nada second adalah C ke nada D.
3. Terts, yaitu jarak antara nada pertama ke nada ketiga. Contoh penggunaan interval nada Terts adalah C ke nada E, untuk terts besar.
4. Kuart, yaitu jarak antara nada pertama ke nada keempat. Contoh penggunaan interval nada kuart adalah C ke nada F.
5. Kwint, yaitu jarak antara nada pertama ke nada kelima. Contoh penggunaan interval nada kwint adalah C ke nada G.
6. Sekst, yaitu jarak antara nada pertama ke nada keenam. Contoh penggunaan interval nada sekst adalah C ke nada A.
7. Septim, yaitu jarak antara nada pertama ke nada ketujuh. Contoh penggunaan interval nada Septim adalah C ke nada B.
8. Oktaf, yaitu arak antara nada pertama ke nada delapan. Contoh penggunaan interval nada oktaf adalah C ke nada C pada oktaf selanjutnya.
---
Kuis! |
Sebutkan urutan nada pada tangga nada diatonis! |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR