Bobo.id - Teman-teman pasti tidak ingin kebudayaan Indonesia hilang atau diambil negara lain, bukan?
Oleh karena itu, kita harus menjaganya karena menjadi warisan budaya yang berharga.
Kebudayaan Indonesia sudah diturunkan dari generasi ke generasi dan ada berbagai macam cara untuk menjaganya.
Misalnya, dengan memperkenalkannya, mementaskannya, ataupun melakukan penelitian terhadap kebudayaan tersebut.
Salah satu kebudayaan yang jangan sampai hilang adalah tari daerah.
Umumnya, setiap daerah di Indonesia mempunyai tari daerah dengan ciri khas tertentu.
Lalu, apa saja ragam tarian daerah yang ada di Indonesia itu?
Hal tersebut akan diketahui melalui pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) kelas 8 SMP kurikulum merdeka, Bab 5: Jati Diri Bangsa dan Budaya Nasional.
Materinya adalah pelestarian dan pemajuan budaya nasional, tepatnya halaman 111.
Nantinya kita akan mengerjakan soal dan menemukan kunci jawabannya.
Namun, sebelum menemukan kunci jawabannya, teman-teman dapat menyimak materinya secara singkat terlebih dahulu.
Baca Juga: Contoh Soal dan Pembahasan Materi tentang Jenis Pola Lantai dalam Pertunjukan Tari Daerah
Kebudayaan nasional merupakan wujud dari kebudayaan-kebudayaan lokal yang ada di Indonesia.
Kebudayaan lokal ini berasal dari nenek moyang dan banyak nilai luhur yang terkandung dalam budaya lokal.
Jadi, sudah semestinya kita menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal agar tidak punah dan makin berkembang.
Untuk mengetahui lebih lanjut, kerjakanlah soalnya yang ada di buku.
Apakah teman-teman sudah selesai mengerjakan soal-soalnya? Kalau sudah, coba cocokkan dengan kunci jawaban di bawah ini, ya.
Apa saja ragam tarian daerah di Indonesia yang biasa dipentaskan secara berkelompok?
Jawaban:
1. Tari Remo
Tari Remo berasal dari Jombang, Jawa Timur dan dibawakan secara berkelompok.
Biasanya, Tari Remo akan dipentaskan untuk menyambut tamu.
Hingga, saat ini, Tari Remo masih dilestarikan dan ditarikan dengan gerakan-gerakan tegas dan meriah.
Baca Juga: Cari Jawaban Materi Kelas 6 SD Tema 9, Informasi Mengenai Berbagai Macam Tari Kreasi Daerah
2. Tari Indang
Tari Indang berasal dari Sumatera Barat yang biasanya dibawakan oleh sekelompok perempuan.
Tari Indang membawa pesan tentang keagamaan dan penyebaran pengaruh Islam di wilayah Sumatera Barat.
Biasanya, tari ini masih ditampilkan setiap peringatan Muharram menurut penanggalan Islam.
3. Tari Legong
Tari Legong berasal dari Bali dan sudah ada sejak abad ke-19.
Tari legong masih sering ditampilkan dalam pentas tari di Bali, dengan diiringi gamelan bali yang khas.
Karena sering ditampilkan, Tari legong jadi populer oleh turis lokal atau pun mancanegara.
4. Tari Bungong Jeumpa
Tari Bungong Jeumpa ini berasal dari Aceh dan populer karena sering dipentaskan dalam acara-acara daerah maupun nasional.
Sebab, dibawakan dengan formasi dan gerakan energik yang unik.
Baca Juga: Contoh Tari Daerah yang Dilakukan Berpasangan, Materi Kelas 6, Tema 7, Subtema 2
Oleh karena itu, Tari bengong Jeumpa banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia dari wilayah lain.
5. Tari Tor-Tor
Tari Tor-Tor berasal dari Tapanuli Utara yang ada di Sumatra Utara.
Tarian ini biasanya dipentaskan pada acara pernikahan, kematian, dan acara syukuran lainnya.
Tari Tor-Tor akan dipentaskan secara berkelompok dan penarinya menggunakan baju daerah.
Kemudian mereka akan melakukan gerakan yang bermakna menyampaikan pesan kepada leluhurnya.
Pembahasan dan jawaban ini bisa menjadi pemandu bagi orang tua dalam mendampingi anak selama belajar di rumah.
Sumber: Buku Siswa Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kelas 8 SMP, Kurikulum Merdeka, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Baca Juga: Pengertian Wiraga, Wirama, Wirasa, dan Wirupa dalam Seni Tari
---
Kuis! |
Apa itu kebudayaan nasional? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | kemendikbud.go.id |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR