Pada 1664, Syekh Yusuf pergi menunaikan ibadah haji ke Mekkah dan tinggal di sana selama beberapa waktu.
Selama Syekh Yusuf berada di Mekkah, ternyata Perusahaan Hindia Timur Belanda dan Inggris sedang berjuang menguasai wilayah Gowa, Makassar.
Mendengar hal itu, Syekh Yusuf pun ingin segera kembali, tetapi tidak bisa karena Makassar sudah lebih dulu dikuasai oleh Belanda.
Syekh yusuf pun akhirnya memutuskan untuk pergi ke Banten, Jawa Barat, dan mendapat sambutan baik dari Sultan Ageng Tirtayasa.
Diketahui, Syekh Yusuf ini tinggal di Banten selama 16 tahun, yakni sejak tahun 1664 hingga 1680.
Kala itu, hubungan Kesultanan Banten dan VOC sangatlah panas seusai perang yang berkobar pada 1658-1659.
Sultan Ageng pun meminta sejumlah pemuka agama untuk mengasah mental para prajurit, salah satunya Syekh Yusuf.
Pasukan Sultan Ageng sayangnya kalah pada 1682. Saat Sultan Ageng menyerahkan diri, pasukan Syekh Yusuf beranjak ke wilayah Cikaniki.
Medan berat dan hutan lebat membuat mereka aman dari pengejaran VOC. Di Cikaniki inilah Syekh Yusuf kembali menyusun rencana.
Tak disangka, pasukan VOC pimpinan Letnan Maurits van Happel berhasil melacak keberadaan Syekh Yusuf.
Pasukan VOC itu memaksa sisa-sisa kekuatan Sultan Ageng menyingkir lebih jauh ke arah timur.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Siapa Syekh Yusuf yang Menjadi Penyebar Islam di Afrika Selatan?
Source | : | Kompas.com,Good News From Indonesia |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR