Bobo.id - Sebuah daerah di Jakarta Timur yang menjadi lokasi Monumen Pancasila Sakti dikenal dengan nama Lubang Buaya.
Lubang Buaya merupakan nama sebuah kelurahan yang terletak di Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur.
Namun, mengapa daerah tersebut dikenal dengan nama Lubang Buaya? Yuk, cari tahu asal-usul Lubang Buaya!
Dilansir dari Kompas.com, ada sebuah legenda tentang Pangeran Syarif Hidayatullah, yang mencetuskan nama kawasan Lubang Buaya.
Pencetusan nama tersebut berawal ketika Pangeran Syarif Hidayatullah melakukan perjalanan ke Jakarta pada abad ke-7.
Perjalanan tersebut dilakukan menggunakan kendaraan bambu bernama getek, melalui rute Kali Sunter.
Dalam perjalan tersebut, getek tiba-tiba masuk ke dalam lubang hingga menyentuh dasar Kali Sunter.
Anehnya, Pangeran Syarif Hidayatullah tidak ikut terseret ke dalam lubang tersebut.
Menurut cerita yang berkembang di sana, lubang tersebut dijaga oleh seekor buaya putih bernama Pangeran Gagak Jakalumayung.
Pangeran Syarif Hidayatullah tetap berupaya masuk ke kampung dengan cara melakukan perlawanan terhadap buaya tersebut.
Setelah menang dari pertarungan itu, Pangeran Syarif Hidayatullah menamai daerah yang dimenangkannya sebagai Lubang Buaya.
Baca Juga: Biografi Sutoyo Siswomiharjo, Pahlawan Revolusi Indonesia
Saat ini, daerah Lubang Buaya lebih dikenal karena menjadi lokasi Monumen Pancasila Sakti dan kaitannya dengan peristiwa G30S/PKI.
Sekitar tahun 1965, Lubang Buaya digunakan sebagai tempat pelatihan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Di sana juga menjadi tempat penculikan para perwira tinggi yang kita kenal sebagai Pahlawan Revolusi.
Peristiwa tersebut terjadi pada tanggal 30 September 1965 hingga 1 Oktober 1965.
Ada sepuluh pahlawan yang gugur pada peristiwa tersebut, tujuh di antaranya ditemukan di daerah Lubang Buaya, Jakarta Timur.
Sepuluh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa G30S/PKI antara lain sebagai berikut.
1. Jenderal Anumerta Ahmad Yani (gugur di Lubang Buaya)
2. Letnan Jenderal Anumerta Siswondo Parman (gugur di Lubang Buaya)
3. Letnan Jenderal Anumerta Raden Suprapto (gugur di Lubang Buaya)
4. Letnan Jenderal Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono (gugur di Lubang Buaya)
5. Mayor Jenderal Anumerta Sutoyo Siswomiharjo (gugur di Lubang Buaya)
Baca Juga: Jadi Pahlawan Revolusi Termuda, Ini Biografi Singkat, Jasa, dan Penghargaan Pierre Tendean
6. Mayor Jenderal Anumerta Donald Isaac Panjaitan (gugur di Lubang Buaya)
7. Kapten Anumerta Pierre Andreas Tendean (gugur di Lubang Buaya)
8. AIP II Anumerta Karel Satsuit Tubun (gugur di kediaman Dr. Johannes Leimena)
9. Brigjen Anumerta Katamso Darmokusumo (gugur di Yogyakarta)
10. Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto (gugur di Yogyakarta)
Ketujuh pahlawan yang gugur di Lubang Buaya dikenang dalam bentuk patung 7 Pahlawan Revolusi pada Monumen Pancasila Sakti.
Patung-patung tersebut terletak 45 meter (melambangkan tahun kemerdekaan Indonesia) sebelah Utara dari sumur maut.
Latar belakang dari ketujuh patung yaitu dinding dengan tinggi sekitar 17 meter dengan hiasan patung Garuda Pancasila, sebagai lambang tanggal kemerdekaan Indonesia.
Di bawah patung terdapat sebuah relief yang menggambarkan peristiwa, kejadian, dan penumpasan G30S/PKI oleh Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dan rakyat.
Terdapat tulisan "Waspada Dan Mawas Diri Agar Peristiwa Sematjam Ini Tidak Terulang Lagi" di bawah relief monumen.
----
Kuis! |
Di mana letak Monumen Pancasila Sakti? |
Petunjuk: Cek di halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR