Bobo.id - Indonesia memiliki bayak budaya lokal yang harus kita jaga, salah satunya adalah permainan tradisional.
Permainan tradisional ini cukup beragam yang akan dikenalkan pada materi PPKn kurikulum merdeka kelas VII SMP.
Permainan tradisional yang beragam ini tentu juga menjadi sebuah ciri khas dari suatu daerah tertentu.
Untuk bisa menghargai budaya lokal, teman-teman bisa mencoba untuk mengenal beragam jenis permainan ini.
Atau teman-teman juga bisa mencoba memainkan berbagai permainan yang bukan hanya menyenangkan tapi juga berikan dampak baik.
Permainan Tradisional
1. Engklek
Permainan ini berkembang di Jawa, namun di beberapa daerah lain ada permainan yang hampir serupa dengan nama yang berbeda-beda.
Jenis permainan ini dimainkan dengan menggambar kotak dan beberapa pemain akan melompat dengan kaki di dalam setiap kotak.
Dalam permainan ini keseimbangan sangatlah penting, karena setiap pemain harus melompat dari satu kotak ke kotak lain dan tidak boleh menginjak garis batas.
Permainan ini bisa membantu teman-teman untuk melatih keseimbangan tubuh.
Baca Juga: Gotong Royong: Mengenal 4 Landasan Karakter yang Diperlukan Manusia
2. Kucing-kucingan
Permainan kucing-kucingan merupakan permainan tradisional yang berkembang di Jawa.
Permainan yang menceritakan tentang kehidupan seekor tikus dan sudah dimainkan sejak 1913.
Permainan ini akan seru bila dimainkan dengan banyak orang. Dengan melakukan permainan ini, teman-teman akan melatih kelincahan tubuh dalam bergerak.
3. Petak Umpet
Permainan selanjutnya adalah petak umpet, yang mungkin pernah teman-teman mainkan, karena permainan ini cukuplah mudah.
Permainan ini bisa dimainkan dengan minimal dua orang pemain. Namun, permainan ini akan semakin seru bila dimainkan oleh banyak orang.
Permainan ini tidak hanya ada di Indonesia, di negara lain pun ada permainan serupa dengan nama yang berbeda.
Dengan memainkan permainan ini, teman-teman akan melatih sportifitas.
4. Bola Bekel
Bola bekel adalah permainan tradisional yang berasal dari Jawa Timur.
Baca Juga: Mengenal Budaya Gotong Royong dari Pengertian hingga Manfaatnya
Untuk memainkan permainan ini, teman-teman perlu menggunakan bola karet dan tujuh biji bekel.
Peraminan ini biasanya banyak dimainkan oleh anak perempuan, tapi anak laki-laki juga boleh memainkan permainan ini, lo.
5. Gangsing
Ada juga permainan tradisional yang disebut dengan gangsing.
Umumnya permainan ini dimainkan oleh anak laki-laki.
Gangsing sendiri terbuat dari bahan kayu dengan bentuk unik seperti bawang merah besar.
6. Ular Naga
Teman-teman mungkin juga pernah mendengar permainan ular naga atau justru memainkannya.
Permaina ini harus dimainkan beberapa orang dengan berkelompok dan sambil bernyanyi.
7. Egrang
Ada juga permainan yang mirip seperti di sirkus yaitu egrang yang merupakan dua tongkat bambu berukuran tinggi 150 cm.
Baca Juga: Cara Menghargai dan Jenis-jenis Keberagaman Budaya Lokal di Indonesia
Tapi untuk bisa memainkannya, teman-teman harus memiliki keseimbangan yang baik.
8. Bakiak
Permainan tradisional lain yang menarik adalah bakian yang harus dimainkan oleh tiga sampai lima orang.
Jenis permainan ini memiliki nama lain yaitu terompa galuak.
9. Congklak
Perempuan di Jawa memiliki permainan tradisional yang disebut dengan congklak.
Jenis permainan ini dulunya digolongkan sebagai permainan mewah yang hanya dilakukan anak-anak bangsawan.
10. Katapel
Permainan katapel adalah permainan tradisional yang banyak dimainkan oleh anak laki-laki.
Pada zaman dulu, permainan ini digunakan sekaligus untuk berburu hewan-hewan kecil, seperti burung.
Nah, itu tadi sepuluh permainan tradisional yang bisa teman-teman mainkan untuk mengisi waktu luang.
Baca Juga: Nilai - Nilai Kebinekaan yang Penting Dimiliki Semua Masyarakat Indonesia
----
Kuis! |
Dari mana asal permainan engklek? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | gramedia.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR