Bobo.id - Tidak seperti beberapa hewan yang bergerak dengan kaki, ular bergerak menggunakan perutnya.
Dengan perutnya, ular berpindah dari satu tempat ke tempat lain, sehingga dijuluki sebagai hewan melata.
Ular derik bisa merayap di pasir, ular pohon bisa merayap menaiki batang pohon, ular laut bahkan bisa bergerak meluncur di air.
Namun, bagaimana cara ular merayap di bebatuan atau medan yang sulit ketika mereka hanya bisa menggunakan perutnya?
Punya Lapisan Lemak
Para ilmuwan menemukan fakta menarik bahwa ternyata ular memiliki lapisan pelumas lemak yang tipis pada sisiknya.
Ini menjadi alasan yang baik untuk menjelaskan mengapa ular bisa meluncur dengan mulus di berbagai medan yang sulit.
Kemudian para ilmuwan meneliti sisik ular tersebut dan menemukan pertanyaan, mengapa sisik pada perut jauh lebih licin daripada sisik pada punggung?
Namun, setelah menghubungkan tentang licinnya sisik ular dengan fungsinya pada saat merayap, maka tidak mengherankan jika sisik pada perut lebih licin.
Licinnya sisik perut ular membantu mereka untuk menghindari tersangkut di medan-medan yang sulit.
Ketika sisik ular tersebut diteliti menggunakan mikroskop, ditemukan fakta unik lainnya yang menunjukkan bahwa ada perbedaan lapisan pada sisik perut dan sisik punggung ular.
Baca Juga: Mengenal Ular Titanoboa, Spesies Ular Purba Terbesar yang Pernah Ada di Bumi
Lapisan Sisik yang Tipis
Setelah meneliti lapisan sisik perut ular dengan menggunakan mikroskop, mereka menemukan lapisan lipid yang sangat tipis.
Lapisan tersebut merupakan rantai hidrokarbon yang membentuk lemak, dan melapisi bagian luar dari sisik ular.
Menurut Journal of The Royal Sociaty Interface, lapisan itu hanya setebal beberapa nanometer.
Jika dibandingkan dengan ukuran ketebalan sehelai rambut, lapisan ini puluhan ribu kali lebih tipis.
Nah, pada lapisan sisik perut ini lebih licin dan teratur dibandingkan dengan lapisan sisik punggung.
Tidak seperti siput yang terlihat mengeluarkan 'jejak' basah pada bidang atau jalan yang mereka lewati, ular tidak menunjukkan hal tersebut.
Ternyata karena pelumas ular tidak tertinggal di permukaan tanah, melainkan tetap melekat pada sisik itu sendiri.
Namun, karena ular tidak meninggalkan jejak berupa pelumas, manusia bisa menangani ular dengan lebih bijaksana.
Ular Tidak Punya Telinga
Selain tidak punya kaki, ular tidak punya telinga (daun telinga) yang terlihat secara fisik, namun mereka tetap bisa mendengar.
Baca Juga: Baru Tahu! 5 Hewan Ini Disebut sebagai Inspirasi Sosok Naga dalam Dongeng #MendongenguntukCerdas
Walaupun ular tidak memiliki daun telinga, ia tetap bisa mendengar dengan merasakan getaran di tanah.
Ini karena bantuan dari tulang telinga ular yang terhubung dengan rahangnya. Kemampuan mendengar ini untuk melindungi dirinya dari berbagai ancaman.
Selain itu, ular juga menggunakan lidahnya untuk mencium bau di sekitarnya. Lidah ular yang bercabang berfungsi untuk mengidentifikasi aroma dan bau.
Ini karena hidung ular tidak bisa digunakan untuk mencium aroma. Namun, tetap membantunya bernapas.
Ular juga sering mengeluarkan lidahnya ketika mendesis, tapi suara mendesis tersebut bukan dari lidahnya, lo.
Suara mendesis yang dilakukan ular, berasal dari udara yang keluar dan masuk ke mulut ular dan ke hidungnya.
Seperti manusia, suara mendesis ular dapat diibaratkan seperti manusia yang mengambil napas atau menghela napas dengan berat.
---
Kuis! |
Kenapa kita tidak bisa mendeteksi jejak ular? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR