Bobo.id - Indonesia terdiri dari banyak suku dari Sabang dan Merauke.
Banyaknya suku di Indonesia ini disebabkan karena isolasi geografis yang menghasilkan beragam budaya dan bahasa.
Untuk memperluas wawasan kita, kita pelajari etnografi suku bangsa Indonesia, yuk!
Definisi etnografi dapat berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa.
Teman-teman akan mendapatkan materi etnografi suku bangsa Indonesia pada pelajaran IPS, lo.
Nah, kita mulai menggali informasi mengenai etnografi suku bangsa Indonesia di Pulau Sumatra dulu, ya!
Sebenarnya, di Pulau Sumatra terdapat banyak suku, lo.
Contoh suku terbesar di Sumatra adalah Suku Aceh, Suku Melayu, Suku Batak, dan Suku Minangkabau.
Dalam artikel ini, kita belajar etnografi suku tradisional di pedalaman Sumatra, ya.
Contohnya adalah Suku Kubu, Suku Sakai, dan Suku Gayo.
Etnografi Suku Kubu
Baca Juga: Keberagaman Budaya: Mengenal Pengertian Rumah Adat, Fungsi, dan Contoh
Suku Kubu juga dikenal dengan Suku Anak Dalam atau Orang Rimba.
Suku ini merupakan suku bangsa minoritas yang hidup di Provinsi Jambi dan Sumatra Selatan. Namun, mayoritas, mereka hidup di Provinsi Jambi.
Sebagian besar penduduk Suku Kubu masih bertahan dengan tradisi lama, walaupun sudah ada penduduknya yang tersentuh teknologi.
Leluhur Suku Kubu atau Anak Dalam merupakan orang Maalau Sesat, yang dulunya mereka adalah manusia yang hidup di hutan rimba di sekitar Air Hitam, Taman Nasional Bukit Duabelas.
Suku Kubu hidup nomaden atau berpindah-pindah dengan cara berburu dan meramu.
Hidup Suku Kubu cenderung primitif karena beberapa faktor, di antaranya lingkungan tempat tinggal yang berada di hutan belantara dan tidak mengenal peradaban di luar hutan.
Di sisi lain, sekarang, sebagian besar masyarakatnya telah memiliki lahan karet dan pertanian lainnya.
Kelangsungan hidup Suku Kubu juga terancam karena terjadinya kerusakan hutan akibat modernisasi di Jambi dan Sumatra Utara.
Dalam hal keyakinan, Suku Kubu menganut kepercayaan animisme, namun ada sebagian Suku Kubu yang pindah ke agama Islam.
Dalam berbahasa, Suku Kubu menggunakan beberapa kosakata sebagai cara untuk bertutur.
Kosakata yang digunakan berupa kosakata tradisi, kosakata pengambilan makanan, kosakata azimat, dan kearifan lokal.
Baca Juga: 7 Suku Asli Indonesia yang Mampu Bertahan Tanpa Mengikuti Modernisasi, Apa Saja?
Etnografi Suku Sakai
Suku Sakai terbilang cukup jarang terdengar. Suku Sakai merupakan salah satu suku asli Riau yang nomaden.
Nama Sakai sendiri konon berarti dari kepanjangan dari Sungai, Kampung, Anak, dan Ikan. Nama ini mengacu pada cara hidup Suku Sakai yang nomaden ke berbagai tepian sungai atau sumber air.
Leluhur Suku Sakai bermigrasi pada abad ke-14, dengan masuknya Suku Sakai ke kawasan Tepian Sugai Gasib, Hulu Sungai Rokan yang berada di pedalaman Riau.
Suku Sakai diyakini memiliki darah keturunan Suku Minangkabau dan Ras Weddoid dari kerajaan melayu kuno di Sumatra Barat dan Hindia Selatan.
Karena nomaden, Suku Sakai tinggal di pondok yang mudah dibongkar dari kayu dan dedaunan kering.
Suku Sakai sangat menghormati hutan, sehingga mereka membuat peraturan ketat yang tak boleh dilanggar, salah satunya adalah larangan penebangan pohon.
Jika melanggar peraturan tersebut masyarakat Suku Sakai akan dikenakan denda uang yang jumlahnya setara dengan emas dalam ukuran tertentu, yang telah ditentukan dalam rapat adat. Denda itu biasanya disesuaikan dengan usia pohon yang ditebang.
Suku Sakai memang dikenal sangat menghormati alam, bahkan jika ada anggota suku yang menebang pohon yang berusia tua, anggota suku tersebut bisa dibuang (diasingkan) bahkan dibunuh.
Pola hidup Suku Sakai meskipun nomaden, juga beraktivitas bertani dan berkebun, seperi menanam umbi-umbian untuk makanan sehari-hari.
Ancaman terbesar Suku Sakai adalah kerusakan dan kebakaran hutan di Riau. Saat ini, Suku Sakai asli mulai jarang ditemukan karena kerusakan lingkungan.
Baca Juga: Keberagaman Suku di Indonesia, Ini Daftar Suku di Pulau Sumatra
Mereka memilih untuk berbaur dengan warga Riau lain. Kebanyakan dari mereka pun berpindah kepercayaan dari animisme menjadi muslim.
Etnografi Suku Gayo
Suku Gayo adalah salah satu suku bangsa yang mendiami dataran tinggi Gayo di Provinsi Aceh bagian tengah.
Suku Gayo beragama Islam dan mereka dikenal taat dalam agamanya dan mereka menggunakan Bahasa Gayo dalam percakapan sehari-hari mereka.
Bahasa Gayo adalah bahasa yang dipakai sebagai bahasa sehari-hari oleh suku Gayo. Bahasa ini termasuk kelompok bahasa dari rumpun bahasa Austronesia.
Leluhur Suku Gayo diketahui sudah hidup pada abad ke-11, yang berasal dari Kerajaan Linge yang didirikan oleh orang-orang Gayo pada era pemerintahan Sultan Makhdum Johan Berdaulat Mahmud Syah dari Kesultanan Perlak.
Suku Gayo cenderung hidup menetap, bukannya nomaden seperti dua suku sebelumnya.
Oleh sebab itu, mereka tidak tinggal di pondok, melainkan mendirikan rumah kayu tradisional.
Mereka memanfaatkan lahan di dataran tinggi di Provinsi Aceh untuk berkebun dan bertani. Komoditas utama Suku Gayo adalah kopi.
Tahukah teman-teman, Kopi Gayo adalah salah satu kopi terenak dan terkenal Indonesia yang dibudidayakan suku ini, lo!
Nah, itulah etnografi tiga suku bangsa Indonesia di pedalaman Pulau Sumatra.
Baca Juga: Keberagaman Budaya: Mengenal Lagu Daerah dan Contoh-contohnya
----
Kuis! |
Di mana Suku Kubu tinggal? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Tonton video ini juga, yuk!
----
Ayo, kunjungi adjar.id dan baca artikel-artikel pelajaran untuk menunjang kegiatan belajar dan menambah pengetahuanmu. Makin pintar belajar ditemani adjar.id, dunia pelajaran anak Indonesia.
Source | : | CNN,Kompas,Bobo |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR