Bobo.id - Untuk memajukan bangsa dan negara, pastinya pemerintah membuat program pembangunan.
Pada masa pemerintahan Orde Baru yang berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998, Indonesia merancang Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). Saat itu, pemerintah Indonesia dipimpin oleh Presiden Soeharto.
Repelita dilaksanakan dalam enam periode untuk membangun ekonomi makro (kesejahteraan masyarakat) di Indonesia.
Repelitia dilaksanakan di bawah arahan Badan Perencana Pembangunan Nasional (Bappenas), bersama ahli ekonomi Indonesia.
inilah penjelasan lengkap dari program Repelita. Yuk, simak!
Repelita I (1969-1974)
Dalam program Repelita I, pemerintah Indonesia berusaha meningkatkan kesejahteran melalui bidang pertanian dan pembangunan infrastruktur.
Caranya dengan membentuk Kabinet Ampera untuk menjalankan program Caturkarya, yang berfokus untuk memperbaiki kehidupan rakyat di bidang sandang dan pangan.
Oleh karena itu, dilakukanlah perbaikan jalan dan rehabilitasi sawah, sehingga harga pangan lebih stabil dan mampu mengurangi angka pengangguran.
Setelah Kabinet Ampera dibubarkan, dibentuklah Kabinet Pembangunan yang mulai mengerjakan program Repelita I untuk meningkatkan taraf hidup rakyat, sekaligus menerapkan dasar-dasar pembangunan.
Repelita I berfokus pada peningkatan sandang, pangan, perbaikan prasarana, perumahan rakyat, perluasan lapangan kerja, dan kesehatan rohani.
Baca Juga: Perbedaan Ekonomi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Adanya Globalisasi
Maka, dilakukanlah pembangunan infrastruktur hingga ke desa-desa sesuai rancangan dari pusat.
Repelita II (1974-1979)
Dalam program Repelita II, pemerintah selesai menjalankan Repelita I dan melanjutkan rencana pembangunan lainnya.
Berikut, beberapa hal yang ingin dicapai dalam Repelita II, yaitu:
- Meningkatkan keterseidaan pangan dan sandang yang cukup untuk masyarakat dengan kualitas terbaik dan dapat dijangkau oleh masyarakat umum.
- Meningkatkan fasilitas umum dan perumahan rakyat yang terjangkau oleh masyarakat Indonesia.
- Meningkatkan pembangunan dan pemerataan prasarana.
- Meningkatkan lapangan pekerjaan agar kesejahteraan rakyat makin meningkat.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah terus mendorong hasil ekonomi dari sektor pertanian, sektor industri, sektor pertambangan, sektor perhubungan, sektor bangunan, dan sektor-sektor lainnya.
Akibat peningkatan ekonomi dalam setiap sektor, tercapailah struktur ekonomi Indonesia yang kuat untuk melanjutkan pembangunan nasional.
Sedangkan, kendala dalam program Repelita II adalah terjadinya inflasi atau kenaikan harga-harga barang produksi.
Baca Juga: 6 Dampak Negatif dan Positif Adanya Globalisasi di Bidang Ekonomi
Tapi setidaknya, program Repelita berhasil meningkatkan bidang pendidikan melalui, perbaikan sekolah, pengangkatan guru, penyediaan buku belajar, dan meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Repelita III (1979-1984)
Dalam program Repelita III, fokusnya masih sama seperti Repelita I dan II. Repelita III dilakukan berdasarkan pada Trilogi Pembangunan, yaitu:
- Stabilitas nasional yang dinamis
- Pertumbuhan ekonomi tinggi
- Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
Agar Trilogi Pembangunan tercapai, maka dilaksanakanlah asas pemerataan dalam delapan jalur, yaitu:
1. Pemerataan pemenuhan kebutuhan pokok rakyat banyak, khususnya pangan, sandang, dan perumahan
2. Pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan dan pelayanan kesehatan
3. Pemerataan pembagian pendapatan
4. Pemerataan kesempatan kerja
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 4, Apa yang Dimaksud dengan Kegiatan Ekonomi?
5. Pemerataan kesempatan berusaha
6. Pemerataan kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan khususnya bagi generasi muda dan kaum perempuan
7. Pemerataan penyebaran pembangunan di seluruh wilayah tanah air
8. Pemerataan memperoleh keadilan
Pada pelaksanaan program Repelita III, Indonesia berhasil meningkatkan pemasaran hasil produksi dalam negeri ke luar negeri, mulai dari Eropa hingga Amerika Serikat.
Selain itu, Indonesia juga mengekspor beberapa hasil produksi ke kasana Asia dan Asia Pasifik.
Repelita IV (1984-1989)
Pada program Repelita IV, Indonesia yang berhasil meningkatkan sektor pertanian akhirnya melakukan swasembada pangan.
Sedangkan, sektor industri dalam negeri meningkat, karena menggunakan mesin produksi sendiri.
Hal ini dibutuhkan untuk meningkatkan pembangunan industri dan Standar Industri Indonesia (SII), agar perlindungan konsumen terjamin dan proses produksi makin cepat.
Selain itu, Repelita IV juga meningkatkan pembangunan pertambang berskala besar untuk memenuhi kebutuhan bahan mentah bagi sektor industri.
Repelita V (1989-1994)
Program Repelita V melanjutkan hasil produksi dari sektor pertanian, sehingga perekonomian Indonesia makin membaik.
Berikut, beberapa upaya untuk meningkatkan sektor pertanian, yaitu:
- Memantapkan swasembada pangan
- Meningkatkan produksi pertanian
- Menyerap tenaga kerja yang ada
- Mampu menghasilkan mesin-mesin sendiri
Repelita VI (1994-1998)
Setelah meningkatkan perekonomian Indonesia melalui sektor industri dan pertanian.
Repelita VI memprogramkan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia.
Namun, program ini tidak selesai karena terjadi krisi moneter pada tahun 1998 yang mengganggu perekonomian Indonesia dan negara-negara lainnya.
Nah, itulah penjelasn tentang Repelita yang merupakan program pembangunan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru.
(Penulis: Verelladevanka Adryamarthanino)
---
Baca Lagi: |
Apa saja tujuan Repelita II? |
Petunjuk: Cek halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Thea Arnaiz |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR