Hal ini diketahui karena kekuatan militer pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang sudah dibekali senjata canggih termasuk meriam.
Periode Iskandar Muda berpengaruh besar pada kebudayaan Islam disana sampai daerah ini mendapat julukan Serambi Mekkah.
Runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam
Seusai masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda, ia digantikan oleh menantunya yang bernama Sultan Iskandar Thani.
Pada 1641 atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh yang semula jaya mengalami kemunduran.
Faktor runtuhnya Kerajaan Aceh Darussalam paling utama adalah adanya perebutan kekuasaan di antara para pewaris takhta.
Tak hanya itu saja, kekuasaan pihak Belanda yang ada di Pulau Sumatra dan Selat Malaka pun semakin menguat.
Kerajaan Aceh Darussalam terus menjadi incaran asing, ketika bangsa barat mulai membuat perjanjian Traktat London dan Traktat Sumatra.
Sikap penguasa bangsa asing ini semakin terlihat pada 26 Maret 1873 ketika Belanda menyatakan perang kepada Sultan Aceh.
Perang itu diketahui berlangsung selama 30 tahun dan membuat Kerajaan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.
Sultan Aceh terakhir, Sultan Muhammad Daud Syah terpaksa harus mengakui kedaulatan Belanda di Aceh.
Baca Juga: Cari Jawaban IPS, Bagaimana Kedudukan Selat Muria yang Menjadi Pelabuhan Kerajaan Demak Saat Itu?
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR