Bobo.id - Tahukah teman-teman? Ada negara yang jauh lebih kecil daripada Vatikan, lo!
Bahkan negara terkecil di dunia ini tidak memiliki wilayah berupa daratan.
Nama negara itu adalah Sealand, yang dulunya benteng pertahanan kerajaan Inggris.
Dirangkum dari Britannica, Sealand yang mendaulatkan diri sebagai Principality of Sealand atau Kerajaan Sealand berdiri kokoh di tengah-tengah lautan.
Letaknya 9,6 kilometer dari lepas pantai Suffolk, Inggris.
Luasnya hanya sekitar 550 meter persegi. Sealand tidak memiliki wilayah daratan karena wilayahnya hanya berupa bangunan buatan manusia.
Sebagaimana layaknya bangunan buatan di atas laut, Sealand ditopang oleh pilar utama, yaitu dua tiang.
Fungsi Sealand awalnya adalah sebagai menara pengawas dan benteng pertahanan yang ditinggali 150 sampai 300 personel Angkatan Laut Kerajaan Inggris.
Mereka berjaga dari potensi ancaman serangan pasukan Jerman saat itu.
Sejarah Sealand
Berdasarkan sejarahnya, Kerajaan Sealand dulunya adalah sebuah benteng pertahanan Inggris bernama Fort Roughs.
Baca Juga: 7 Negara Terkecil di Dunia, Mulai dari Vatikan Hingga Kepulauan Marshall
Benting ini dibangun untuk membendung serangan dari Jerman pada Perang Dunia II.
Fort Roughs mulai ditinggalkan pasca-perang. Lalu pada 2 September 1967, seorang tentara Inggris, Roy Bates, mendeklarasikan Fort Roughs sebagai negara bebas.
Bates pun memberikan gelar bagi istrinya sebagai Princess yang berulang tahun pada tanggal tersebut.
Kini, Sealand masih tetap ada dengan memiliki bendera, lagu kebangsaan, mata uang, prangko, pemerintahan, dan paspormya sendiri.
Pemerintahan Sealand tetap dipegang keluarga Roy Bates itu sendiri.
Pada 2 Oktober 2012, anak tertuanya, Michael Bates atau Prince Michael Bates, mengambil alih kepemimpinan.
Sumber pendapatan Sealand masih berasal dari berjualan aneka souvenir, seperti kaos, mug, hingga perangko.
Tidak Diakui PBB
Meski sudah menjalankan pemerintahannya sendiri, Sealand rupanya tidak mendapatkan pengakuan kedaulatan dari PBB, teman-teman.
Walaupun secara de facto, Sealand diakui Inggris dan Jerman, Konvensi PBB tentang Hukum Laut menyatakan bahwa pulau-pulau buatan, instalaso, dan bangunan ciptaan manusia tidak memiliki status pulau.
Mereka tidak memiliki laut territorial sendiri dan keberadaannya tidak mempengaruhi penetapan batas laut territorial, wilayah ekslusif zona ekonomi atau landas kontinen.
Baca Juga: 4 Negara Terkecil di Dunia, Ada yang Lokasinya di Dalam Sebuah Negara
Nah, karena tidak memiliki landasan dan persyarakat zona untuk mendirikan sebuah negara, Sealand tidak mendapatkan pengakuan dari PBB.
Sehingga, Sealand adalah negara terkecil di dunia yang tidak resmi, teman-teman.
Masalah Perebutan Kekuasaan
Rupanya dulu ada konflik perebutan kekuasaan di Sealand, lo.
Roy Bates yang mendeklarasikan Sealand sebagai negara berhasil memicu ketertarikan orang untuk datang.
Pada 1978, seorang pengusaha Jerman sekaligus rekan bisnis Roy, Alexander Achenbach, mencoba untuk menguasai Sealand.
Achenbach menawarkan kerja sama untuk membuat hotel Sealand yang bisa mendatangkan banyak keuntungan.
Saat itu Roy tidak setuju dengan rencana Achenbach mengubah Sealand menjadi hotel mewah.
Achenbach pun mengirim sekelompok orang dan seorang pengacara yang memiliki paspor Sealand ke Fort Roughs. Mereka menculik putra Roy, Michael Bates, dan merebut Fort Roughs.
Saat itu Roy dan istrinya sedang berada di Inggris. Roy Bates pun menggugat Achenbach untuk melepaskan Michael. Karena kalah gugatan, Achenbach pun menyerah dan pergi.
Nah, itulah sekilas informasi mengenai Sealand. Teman-teman tertarik untuk berkunjung ke sana?
Baca Juga: Ada 5 Negara dengan Luas Wilayah Terkecil di Dunia, Negara Mana Saja?
----
Kuis! |
Apa fungsi utama Sealand pada zaman dulu? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas,Britannica |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR