Bobo.id - Gempa kembali terjadi di Kabupaten Cianjur, pada Senin (22/11/2022).
Gempa Cianjur itu disebabkan oleh naiknya aktivitas Sesar Cimandiri yang menyebabkan yang menyebabkan goncangan.
Apa itu sesar? Dalam ilmu geologi yang mempelajari planet Bumi dan isinya, sesar adalah bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran relatif (displacement) satu blok (bagian) terhadap blok batuan lainnya.
Sesar atau patahan merupakan suatu gejala adanya pergeseran lapisan batuan akibat gaya tekan kerak bumi.
Kerak bumi tersusun atas batuan yang dapat mengalami gaya penekanan sehingga terjadi patahan.
Karena gesekan dan kekakuan batuan, batuan tidak bisa meluncur atau saling melewati satu sama lain dengan mudah
Sesar Cimandiri penyebab gempa Cianjur diketahui ada beberapa sesar lain yang berada di wilayah Jawa Barat.
Selain sesar Cimandiri, ada empat jenis sesar aktif di Jawa Barat.
Sesar aktif ini memiliki potensi sebagai penyebab dan sumber gempa di Jawa Barat. Apa saja?
4 Sesar Aktif di Jawa Barat
1. Sesar Lembang atau Patahan Lembang
Baca Juga: Gempa Terkini di Bali, Ternyata Bali Dikepung 4 Sesar Aktif Pemicu Gempa Bumi
Sesar Lembang atau patahan Lembang merupakan sesar yang terletak tidak jauh dari Kota Bandung, tepatnya kurang lebih berada 10 kilometer di sebelah utara Kota Bandung.
Sesar Lembang memiliki panjang yang terpetakan mencapai 22 kilometer yang memiliki arah pergeseran ke kiri.
Adapun sesar Lembang berpotensi untuk memicu gempa dengan kekuatan M 6,8 dengan skala guncangan IV-V MMI.
2. Sesar Baribis
Sesar Baribis terletak di bagian utara Pulau Jawa, yang membentang dari Kabupaten Purwakarta hingga perbukitan Baribis di Kabupaten Majalengka.
Sesar ini memiliki kemiringan 31 derajat ke selatan dan memiliki pergerakan patahan sepanjang 1 milimeter per tahun.
Dilansir Kompas.com, sebuah studi yang dilakukan oleh Guru Besar Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan Institut Teknologi Bandung (ITB) Sri Widiyantoro, diketahui bahwa sesar Beribis memiliki ancaman besar, khususnya bagi wilayah Jakarta dan sekitarnya.
Sesar Baribis pernah menjadi penyebab gempa yang merusak Jakarta pada 1780 dan Kabupaten Majalengka pada 1990.
3. Sesar Cipamingkis
Sesar Cipamingkis berada di wilayah Sukabumi bagian timur. Melansir studi yang dirilis BMKG pada April 2022, sesar Cipamingkis merupakan sesar aktif.
Pada 2018 sesar Cipamingkis memicu puluhan gempa bumi dengan kekuatan yang relatif sangat kecil.
Baca Juga: Bisa Sebabkan Gempa Besar Jakarta, Di Mana Letak Sesar Baribis?
4. Sesar Garsela atau Sesar Garut Selatan
Sesar Garut Selatan atau Garsela berlokasi di wilayah barat daya hingga timur laut wilayah Garut.
Sesar Garsela juga merupakan sesar aktif dengan adanya ratusan gempa yang terjadi pada 2015 dengan kekuatan yang sangat kecil.
Namun sesar Garsela juga pernah menimbulkan kerusakan pada 2017 dengan gempa berkekuatan M 3,7.
Kerusakan terparah saat itu terjadi di sekitar wilayah Kamojang, Garut.
Teman-teman, itulah jenis-jenis sesar yang berpotensi penyebab gempa Bumi dan pemicu tsunami di wilayah Jawa Barat.
Pergerakan sesar sehingga menyebabkan terjadi gempa Bumi ini tidak bisa diprediksi dan dicegah.
Jadi, kita harus memahami persiapan evakuasi dan mitigasi bencana gempa Bumi dengan baik.
Hal terkait mitigasi juga diatur dalam UU Nomor 24 Tahun 2007.
Undang-Undang tersebut juga memuat definisi tentang mitigasi.
Menurut UU 24 Tahun 2007, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.
(Penulis: Ahmad Naufal Dzulfarroh/ Niken Bestari)
Baca Juga: Terjadi Gempa 5,8 M di Mamuju Akibat Aktivitas Sesar Geser, Apakah Sesar Geser Itu?
----
Kuis! |
Apa definisi sesar? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | BMKG.go.id,Kompas |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR