Bobo.id - Pada hari Minggu kemarin (4/12/2022), Gunung Semeru yang terletak di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur mengalami erupsi tepatnya pada pukul 02.46 WIB.
Dilansir dari Kompas.com, hingga Senin (5/12/2022), erupsi kecil di Gunung Semeru masih terjadi.
Saat ini, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Badan Geologi menaikkan status Semeru dari Siaga (Level III) menjadi Awas (Level IV).
Ketika terjadi erupsi gunung berapi, masyarakat yang tinggal di sekitar gunung harus segera menjauh dan mengungsi dalam jarak tertentu.
Sebab, erupsi gunung berapi dapat berpotensi membahayakan masyarakat akibat awan panas dan aliran lahar.
Awan panas adalah arus gas dan material piroklastik bersuhu tinggi yang bergerak sangat cepat.
Piroklastik adalah salah satu hasil letusan gunung berapi yang bergerak dengan cepat dan terdiri dari gas panas, abu vulkanik, dan bebatuan.
Sedangkan lahar adalah lumpur berbatu yang keluar dari kawah gunung berapi.
Dengan bahaya-bahaya tersebut, tidak heran jika manusia menganggap letusan gunung berapi dapat menyebabkan kehancuran dan malapetaka.
Namun, jarang ada yang mengetahui bahwa sebenarnya erupsi gunung api juga bermanfaat bagi kehidupan di Bumi.
Bagaimana cara Bumi memanfaatkan bencana erupsi untuk kehidupan di dalamnya? Yuk, cari tahu!
Baca Juga: Mengenal Mauna Loa, Gunung Berapi Aktif Terbesar yang Meletus Setelah Tidur Hampir 40 Tahun
Menghasilkan Batuan
Dilansir dari National Geographic, gunung berapi sudah menghasilkan lebih dari 80 persen batuan di permukaan Bumi saat ini.
Dengan bebatuan tersebut, terbentuklah gunung, pulau, dan dataran tinggi di sekitar gunung api, teman-teman.
Bebatuan dari gunung api ini mengandung beragam nutrisi dari dalam perut Bumi, yang dimanfaatkan untuk menyuburkan tanah.
Tahukah kamu? Ternyata abu vulkanik dari gunung api diubah oleh angin, air, dan mikroba menjadi tanah merah dan kuning yang baik untuk tanaman hijau, lo.
Selain itu, dari bawah permukaan vulkanik muncul pelangi yang merupakan koloni mikroba yang berkembang biak.
Mikroba tetap dapat hidup karena memperoleh makanan dari nutrisi dan bahan organik tanah vulkanik.
Berkembangnya Mikroba
Mikroba yang berkembang di tanah vulkanik juga membantu mengubah nutrisi perut Bumi menjadi lebih mudah diterima oleh makhluk hidup.
Perlu diketahui, abu vulkanik dan bebatuan yang keluar dari gunung api kaya akan magnesium, besi, kalsium, potasium, dan sebagainya.
Namun, nutrisi-nutrisi tersebut tidak bisa digunakan secara langsung oleh makhluk hidup.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghadapi Bencana Alam Gempa, Banjir, dan Gunung Meletus? Materi IPAS Kelas 5 SD
Nah, beberapa jenis mikroba di dalam tanah mengonsumsi nitrogen dari udara, kemudian mengubahnya menjadi bentuk yang lebih mudah digunakan.
Hal ini sering disebut sebagai kolaborasi antara komponen biotik dan abiotik yang mendukung kehidupan.
Jeffrey Marlow dari Universitas Boston juga menjelaskan bahwa mikroba dapat mengubah logam di dalam batuan menjadi besi oksida atau karat.
Nantinya, besi dan bahan-bahan organik akan membantu suatu lingkungan menjadi sejuk dan basah, cocok untuk tanaman.
Dengan adanya kolaborasi tersebut, muncullah pulau kecil atau petak-petak tanah yang berkembang menjadi lahan subur, yang mendukung kehidupan.
----
Kuis! |
Apa itu awan panas? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang sains, dongeng fantasi, cerita misteri, dan dunia satwa? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo dan Mombi SD.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR