Bobo.id - Hari Braille Sedunia atau World Braille Day diperingati pada tanggal 4 Januari setiap tahunnya, teman-teman.
Peringatan ini dilakukan sebagai penghormatan kepada penemu huruf Braille yang bernama Louis Braille. Yap! Hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Sebagai informasi braille adalah sistem tulisan dan cetakan yang digunakan untuk para tunanetra di seluruh dunia.
Penemuan huruf braille ini penting untuk pendidikan, kebebasan berekspresi dan pendapat, hingga akses ke informasi dan iklusi sosial.
Memangnya, bagaimana awal mulanya huruf braille diciptakan untuk membantu para tunanetra? Kita cari tahu bersama, yuk!
Mengenal Louis Braille
Seperti sudah Bobo jelaskan sebelumnya, huruf Braille diciptakan oleh penyandang tunanetra, Louis Braille.
Ia mengalami kehilangan penglihatan saat usianya masih tiga tahun karena kecelakaan ketika ia sedang bermain dengan benda tajam.
Hal ini mengakibatkan kedua matanya mengalami peradangan hingga akhirnya pada usia 5 tahun, Louis mengalami kebutaan total.
Saat usianya 10 tahun, Louis dikirim ke Institution Royale de Jeunes Aveugles di Paris. Ia bersekolah bersama sekitar 100 tunanetra lainnya.
Sistem pendidikan di sekolah ini didasarkan pada pelajaran membaca huruf alfabet timbul dengan menggunakan indera peraba.
Baca Juga: Huruf Braille, Huruf untuk Tunanetra
Model pembelajaran ini diketahui diciptakan oleh Valentin Hauy, yang merupakan guru penyandang tunanetra pertama.
Tujuannya agar para siswa tunanetra dapat membaca suatu kalimat dengan mengenali huruf timbul lewat sentuhan.
Sayangnya, hasil dari penggunaan sistem pembelajaran ini tidak terlalu baik karena hanya 3-4 siswa tunanetra yang bisa membaca dan menulis.
Penemuan Huruf Braille
Di Institution Royale de Jeunes Aveugles, Louis Braille adalah siswa yang pintar baik dalam pelajaran maupun keterampilan.
Hingga akhirnya pada tanggal 8 Agustus 1828, Louis Braille resmi menjadi re'pe'titeur atau guru magang di sekolah itu.
Penemuan huruf Braille awalnya berawal dari kunjungan Charles Barbier untuk mendemonstrasikan tentang sistem kode.
Sistem kode itu digunakan oleh tentara untuk mengirim pesan satu sama lain dalam kegelapan total melalui sistem titik-titik.
Para tunanetra bisa mengikuti demonstrasi itu dan tidak dapat dipungkiri, sistem itu disebut lebih mudah dipahami daripada sistem terdahulu.
Sayangnya, sistem itu disebut masih terlalu rumit untuk dipahami bagi para siswa karena memang bukan didesain untuk mereka.
Louis yang saat itu masih berusia 12 tahun sangat tertarik dengan sistem Barbier sehingga ia berusaha untuk meningkatkan sistemnya.
Baca Juga: Wah, Ada Lego yang Dirancang untuk Para Penyandang Tunanetra!
Satu tahun kemudian, ia berhasil mengembangkan kodenya sendiri yang ia pikir lebih baik dan mudah dipelajari dibanding kode Barbier.
Pada Oktober 1824, ketika Louis baru berusia 15 tahun, ia sudah meningkatkan sistem kodenya sehingga bisa digunakan secara efektif.
Metodenya menggunakan kombinasi titik timbul yang mewakili huruf alfabet yang sederhana, bukan suara.
Kode Braille menggunakan lebih sedikit titik, membuatnya lebih mudah dipelajari dan membuat titik lebih cepat dibaca.
Melalui metode ini, penyandang tunanetra dapat belajar mengeja dan membaca huruf yang sama dengan orang yang dapat melihat.
Pengakuan Huruf Braille
Huruf yang terdiri dari 6 titik ini segera diterima oleh banyak siswa tunanetra lain di sekolah. Sayangnya, banyak guru yang tidak setuju.
Akhirnya, para siswa menghubungi pemerintah Prancis, meminta untuk mengakui huruf Braille sebagai sistem baca resmi penyandang tunanetra.
Sayangnya, saat itu lembaga maupun pemerintah nasional tidak terlalu antusias dengan inovasi Braille.
Di tengah perjuangannya, Louis Braille terkena penyakit tuberkolosis dan menyebabkan ia meninggal pada 6 Januari 1852.
Pada tahun 1854, dua tahun setelah kematiannya, pemerintah Prancis akhirnya menyetujui sistem titik timbul atau huruf Braille ini.
Baca Juga: Teman-Teman Tunanetra Dapat Membaca Banyak Buku di Pojok Braille Ini
Hingga pada 1858, huruf Braille dijadikan sebagai sistem standar membaca dan menulis di seluruh dunia.
Nah, itulah kisah penemuan huruf Braille yang kini dijadikan alat bantu bagi penyandang tunanetra. Semoga menjawab rasa penasaranmu, ya.
----
Kuis! |
Kapan ulang tahun Louis Braille? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com,History |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR