Bobo.id - Tokoh adalah bagian penting pada sebuah cerita, termasuk cerita fantasi.
Setiap tokoh yang ada di cerita tentu akan memiliki karakter yang berbeda.
Kali ini, teman-teman akan dikenalan tentang berbagai penokohan atau karakter dalam cerita fantasi yang dijelaskan pada materi Bahasa Indonesia kurikulum merdeka kelas VII SMP.
Dalam berbagai jenis cerita, termasuk cerita fantasi akan memiliki beragam unsur yang membentuk.
Salah satu unsur penting dalam cerita fantasi adalah unsur intrinsik.
Pada unsur intrinsik, teman-teman akan menemukan banyak bagian dari tema, alur cerita, seting, dan juga penokohan.
Sebuah cerita fantasi pun juga memerlukan tokoh untuk memerankan cerita yang akan disampaikan oleh penulis.
Setiap tokoh yang digambarkan akan memiliki sifat dan karakter yang kemudian disebut sebagai penokohan.
Selain sifat dan karakter, penokohan juga akan digambarkan tentang emosi yang dikeluarkan setiap tokoh.
Unsur penokohan ini sangat penting, karena pembaca perlu tahu karakter atau watak setiap tokoh agar cerita yang disampaikan semakin menarik.
Nah, pada sebuah cerita fantasi akan ada beberapa jenis penokohan yang akan ditemukan.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Cerita Fantasi dan Penjelasannya, Materi Bahasa Indonesia
Berikut penjelasan setiap jenis penokohan yang ada dalam cerita fantasi.
Penokohan dalam Cerita Fantasi
1. Protagonis
Penokohan protagonis bisa ditemukan pada berbagai jenis cerita termasuk cerita fantasi.
Protagonis merupakan satu orang atau beberapa tokoh yang memegang peran utama dalam jalannya sebuah cerita.
Jadi penulis akan menggunakan tokoh protagonis untuk mengarahkan cerita yang dibuatnya.
Dibuatnya tokoh protagonis untuk mencerminkan tujuan cerita secara keseluruhan. Bahkan plot bergerak pun akan berdasarkan keputusan protagonis.
Lalu alur dari karakter protagonis inilah yang akan diikuti pembaca sepanjang cerita.
Penjelasan itu sejalan dengan arti kata protagonis yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu orang yang memainkan peran pertama atau aktor utama.
Jadi, protagonis bukan berarti karakter baik atau yang penuh dengan pesan moral tapi bisa juga sebuah tokoh dengan karakter kurang baik, ya.
Baca Juga: 4 Jenis Cerita Fantasi dan Penjelasannya, Materi Bahasa Indonesia
2. Antagonis
Penokohan lain yang harus ada dalam cerita fantasi atau beragam cerita lain adalah antagonis.
Penokohan antagonis merupakan lawan dari karakter protagonis atau pemeran utama.
Jadi, antagonis ini bisa berupa satu atau sekelompok karakter yang dalam cerita akan menciptakan konflik utama.
Umumnya, antagonis selalu dikenal sebagai karakter yang jahat, tapi sebenarnya tidak selalu seperti itu.
Peran antagonis ini bisa memiliki sifat yang beragam hanya saja bertentangan dengan tokoh utama.
Bahkan penokohan antagonis tidak selalu manusia tapi bisa juga berupa kekuatan tertentu atau alam.
3. Tritagonis
Selain itu, ada juga penokohan tritagonis yang merupakan karakter ketiga atau penengah.
Karakter ini, biasanya memiliki watak yang bijak karena berperan sebagai penengah.
Adanya tritagonis berguna menjadi pendamai atau penengah antara dua tokoh protagonis dan antagonis saat muncul konflik.
Baca Juga: 6 Ciri-Ciri Cerita Fantasi dan Penjelasannya, Materi Bahasa Indonesia
4. Figuran
Ada juga penokohan figuran yang memiliki peran kurang berarti dalam sebuah cerita.
Figuran sering disebut juga sebagai peran pembantu yang kemunculannya hanya beberapa kali saja.
Bahkan kemunculan peran figuran ini hanya akan berdasarkan tingkat pentingnya sebuah peran.
Karena itu, tidak semua cerita memiliki figuran dalam alur cerita yang disampaikan.
Empat penokohan itu yang perlu teman-teman kenali saat membaca cerita fantasi.
----
Kuis! |
Apakah penokohan protagonis selalu baik hati? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR