“Samuel, suatu hari kamu akan kaya raya. Tapi, ada satu syarat. Kamu tak boleh melukis apa pun selain kucing.”
Awalnya, Samuel tak percaya. Tapi, bisikan itu terus mengganggunya. Sayang, sudah setahun Samuel melukis, tak satu pun lukisannya terjual.
Suatu hari penduduk kota heboh. Ada serbuan tikus di kota itu. Di mana-mana ada tikus, bahkan di jalanan. Segala macam cara dicoba, namun gagal.
“Kita harus menemukan cara ampuh untuk mengusir tikus-tikus menyebalkan itu,” kata seorang penduduk.
Samuel juga pusing dengan ulah para tikus. Selama ini dia tak punya waktu untuk membersihkan rumahnya. Rumah Samuel hampir menyerupai kerajaan tikus.
Pagi itu Samuel termenung sambil menyusun lukisan-lukisan kucingnya. Dia tak punya uang lagi untuk membeli peralatan melukis.
“Ruangan ini jadi penuh,” gumamnya. Tiba-tiba dia tersenyum. “Rasanya aku menemukan sesuatu!”
Samuel pun lalu sibuk memajang lukisan-lukisan kucingnya di dalam setiap ruangan di rumahnya.
Seminggu kemudian, Samuel kembali memajang lukisan kucingnya di tepi jalan. Namun, kali ini para pengunjung berebutan membeli lukisan Samuel.
“Aneh. Apakah Samuel mulai membuat lukisan lain?” tanya Ramanta heran.
“Ah, Ramanta, kamu juga tertarik membeli lukisanku?” sambut Samuel. “Ini koleksi-koleksi terakhirku.” Samuel merentangkan kedua tangannya, memamerkan beberapa lukisan kucing yang tersisa.
Baca Juga: Dongeng Anak: Musim Stroberi #MendongenguntukCerdas
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Penulis | : | Iveta Rahmalia |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR