Bobo.id - Cara mengobati kanker darah pada anak perlu diketahui agar kanker tidak menyebar ke organ lainnya.
Penyakit kanker umumnya kita tahu sering dialami oleh orang dewasa. Ternyata, anak-anak seusia kita juga bisa mengalami kanker, lo.
Berdasarkan data WHO, ada sekitar 8.677 anak Indonesia berusia 0-14 tahun yang mengidap penyakit kanker pada tahun 2020.
Mirisnya, jumlah ini menjadi yang terbesar dibandingkan negara lainnya di Asia Tenggara, disusul oleh Filipina dan Vietnam.
Data Kementrian Kesehatan juga menyebutkan kalau kanker adalah penyebab kematian kedua terbesar pada anak usia 5-14 tahun.
Dilansir dari Indonesia Cancer Comutity, kanker darah menjadi jenis kanker yang paling banyak menjangkit anak-anak.
Data yang dirilis World Health Organization menyebut tahun 2018, total kematian akibat kanker darah di Indonesia mencapai 11.314 kasus.
Apa Itu Kanker Darah?
Kanker darah atau umum disebut dengan leukemia merupakan jenis kanker pada anak yang paling umum terjadi.
Dilansir dari American Cancer Society, penyebab kanker anak leukemia ini hingga kini belum diketahui secara pasti.
Namun, hal-hal tertentu bisa meningkatkan peluang anak-anak seusia kita untuk terkena kanker darah ini, lo.
Baca Juga: Sejarah Hari Kanker Anak Sedunia yang Diperingati Setiap 15 Februari
Misalnya, faktor genetik atau keturunan, gaya hidup yang tidak sehat, hingga paparan radiasi yang tinggi setiap hari.
Kanker darah pada anak ini umumnya dimulai di bagian sumsum tulang dan masuk ke dalam darah, teman-teman.
Ketika seseorang mengidap kanker darah, maka sumsum tulang membuat sel darah abnormal. Biasanya merupakan sel darah putih.
Sel darah putih yang abnormal ini kemudian berkembang biak dengan cepat sehingga menekan jumlah sel darah yang sehat.
O iya, sel darah putih sendiri berfungsi melawan infeksi. Hal ini membuat anak yang terkena kanker darah lebih mudah sakit.
Selain mudah sakit, kelelahan, kulit pucat, sesak napas, nyeri sendi, selera makan menurun, berat badan menurun juga jadi tanda kanker darah.
Meskipun begitu, sebagian besar kasus kanker darah pada anak dan remaja ini bisa disembuhkan dengan berbagai cara.
Bahkan Kids Health menyebutkan kalau hampir 90% anak yang mengidap kanker darah ini dapat sembuh sepenuhnya.
Cara Mengobati Kanker Darah pada Anak
Menjadi salah satu jenis kanker yang paling banyak diidap oleh anak-anak, membuat kanker darah perlu penanganan khusus.
Cara mengobati kanker darah pada anak biasanya akan dimulai segera setelah munculnya hasil diagnosis, teman-teman.
Baca Juga: Kanker Mata pada Anak: Penyebab, Gejala, dan Cara Pengobatannya
Pengobatan kanker darah pada anak bukan suatu upaya untuk memperpanjang umur saja, melainkan untuk mencapai kesembuhan dari kanker.
Kemungkinan sembuh dari kanker darah pada anak ini sangat bergantung pada tingkat pertumbuhan kanker dan waktu mulai pengobatannya.
Untuk itu, kali ini Bobo akan menjelaskan tentang beberapa cara mengobati kanker darah pada anak. Simak informasi berikut ini, yuk!
1. Kemoterapi
Cara mengobati kanker darah pada anak yang pertama adalah dengan melakukan tahapan perawatan kemoterapi.
Perawatan ini dilakukan dengan menggunakan obat-obatan yang berfungsi membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
Anak yang mengalami kanker darah akan menerima obat antikanker untuk diminum atau disuntik ke dalam vena, otot, atau kanal tulang belakang.
Kemoterapi menjadi pengobatan utama untuk sebagian besar kasus kanker darah atau leukemia yang terjadi pada anak.
Kemoterapi disebut harus dilakukan secara berkala agar sel-sel kanker tidak menyebar ke organ tubuh lainnya.
2. Terapi Radiasi
Cara mengobati kanker darah pada anak yang kedua adalah dengan melakukan proses terapi radiasi, teman-teman.
Baca Juga: Kanker Anak Leukemia: Penyebab, Gejala, dan Cara Pencegahannya
Terapi radiasi dilakukan dengan menggunakan sinar-X yang berenergi tinggi atau jenis sinar radiasi lainnya.
Cara pengobatan menggunakan sinar radiasi ini dilakukan untuk membunuh sel kanker atau menghentikan pertumbuhannya.
Selama terapi radiasi, pasien harus berbaring di meja sementara sebuah mesin besar bergerak mengarahkan radiasi ke titik yang tepat pada tubuh.
Berbeda dari kemoterapi, penggunaan terapi radiasi ini lebih jarang digunakan untuk pengobatan kanker darah pada anak.
3. Imunoterapi
Dilansir dari Kompas.com, imunoterapi sering disebut juga dengan terapi biologis. Cara ini sering digunakan dalam uji kulinis saat ini.
Cara pengobatan imunoterapi ini juga disebut bisa membantu sistem kekebalan tubuh menyerang sendiri sel kanker.
Imunoterapi terkadang kerap digunakan untuk mengobati kanker darah pada anak yang tidak merespons pengobatan lain atau kambuh.
Cara ini bisa digunakan untuk membantu memperkuat atau mengembalikan kemampuan sistem kekebalan tubuh melawan kanker.
4. Kemoterapi Dosis Tinggi
Cara mengobati kanker pada anak yang bisa dilakukan selanjutnya adalah dengan melakukan kemoterapi dosis tinggi.
Baca Juga: 6 Jenis Kanker Anak, Penyebab Kematian Kedua Terbesar pada Anak
Cara ini dilakukan dengan cara mengambil sel darah muda dari anak atau dari orang lain. Ini diikuti dengan kemoterapi dosis tinggi.
Dosis tinggi ini bisa membunuh sel leukemia dan sumsum tulang. Kemudian, sel puncak diberikan untuk membangun kembali sumsum tulang.
O iya, transplantasi sumsum tulang belakang mungkin diperlukan jika ada sel-sel yang rusak setelah pengobatan kemoterapi.
Nah, itulah beberapa cara mengobati kanker darah pada anak yang bisa dilakukan. Semoga informasi ini bisa bermanfaat, ya.
----
Kuis! |
Apa saja faktor penyebab kanker darah pada anak? |
Petunjuk: cek di halaman 2! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id. Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Keren! Anak-anak Jenius Ciptakan Kota Ramah Lingkungan Lewat Game di National Coding Competition 2024
Source | : | Kompas.com,Healthline |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR