Bobo.id - Pada pelajaran IPS kelas VII kurikulum Merdeka, kita belajar isu keberagaman sosial budaya yang terjadi sejak masa lampau.
Salah satunya adalah sejarah lokal di Maluku dan Papua mengenai perjuangan Sultan Nuku di wilayah Ternate dan Tidore dari Belanda.
Perjuangan Sultan Nuku ini bisa teman-teman baca di halaman 216-218.
Perjuangan ini adalah salah satu contoh perjuangan multikultural rakyat Maluku dan Papua.
Terjadi relasi persatuan Maluku dan Papua dalam memenangkan kekuasaan atas Sultan Nuku dari tangan Belanda.
Bagaimana relasi persatuan Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku berkuasa?
Kita bahas bersama-sama, yuk!
Relasi Maluku dan Papua pada Masa Sultan Nuku
Pada saat Sultan Nuku berkuasa di Kesultanan Ternate pada abad ke-17, wilayah Maluku dan Papua masih belum terpisah dan terbagi menjadi beberapa kerajaan dan wilayah kekuasaan yang berbeda-beda.
Namun, hubungan antara Maluku dan Papua pada saat itu dapat dikatakan sebagai hubungan yang saling terkait dan saling memengaruhi satu sama lain.
Sultan Nuku sendiri memiliki pengaruh yang cukup besar di wilayah Maluku dan sekitarnya, termasuk di wilayah pesisir utara Papua yang berdekatan.
Baca Juga: Dampak Negatif dan Positif dari Kerja Paksa pada Masa Penjajahan Belanda
Ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan beberapa kepala suku di wilayah Papua, terutama mereka yang tinggal di daerah pesisir utara Papua seperti di Biak dan Manokwari.
Hal-hal yang membangun relasi antara Maluku dan Papua adalah:
- Sama-sama penghasil rempah-rempah yang disukai bangsa Barat.
- Memiliki pengaruh budaya yang sama.
- Memiliki kepercayaan dan keyakinan yang sama.
- Merasa senasib dan sepenanggungan karena penjajahan Belanda.
- Sama-sama ingin mengusir Belanda dari tanah Maluku dan Papua.
Bentuk Kerja Sama Sultan Nuku
Sultan Nuku berhasil menjalin kerja sama dengan raja-raja di Papua.
Ia menjalin hubungan baik di Papua dan Inggris yang ada di Benggala.
Sultan Nuku menghimpun bala bantuan dari Papua dan raja-raja di Tidore, Maba, Weda, dan Patani untuk menundukkan Belanda.
Baca Juga: Mengapa Berbagai Bentuk Perlawanan Terhadap Belanda Sering Mengalami Kegagalan?
Akhirnya, Belanda menyerah dan Ternate diserahkan oleh Belanda pada 21 Januari 1781.
Sultan Nuku pun memperoleh pengakuan resmi dan diangkat sebagai Sultan Tidore setelah melalui perjuangan panjang dan penuh kegigihan.
Sultan Nuku memerintah Kerajaan Tidore sampai 14 November 1805.
Sultan Nuku dalam pertempurannya selalu menang melawan Belanda yang mengganggu rakyat Maluku dan Papua.
Sultan Nuku bersatu dengan para raja di Papua untuk melawan penjajah.
Mereka dengan gigih menghimpun kekuatan dan menyerang Belanda.
Secara keseluruhan, relasi antara Maluku dan Papua pada masa Sultan Nuku berkuasa dapat dikatakan sebagai hubungan yang kompleks.
Ada banyak perbedaan dan persamaan yang saling memengaruhi satu sama lain.
Nah, itulah penjelasan singkat mengenai relasi Maluku dan Papua pada masa kepemimpinan Sultan Nuku.
Hal bisa diteladani Sultan Nuku dalam berjuang adalah kegigihan dan pantang menyerah.
Semoga membantu!
Baca Juga: Mengenal Sistem Tanam Paksa dari Aturan hingga Penyimpangannya
----
Kuis! |
Apa saja hal yang membangun relasi antara Maluku dan Papua? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | KOMPAS.com |
Penulis | : | Niken Bestari |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR