Bobo.id - Apa saja peran Indonesia dalam politik bebas aktif untuk upaya perdamaian dunia?
Sebagai pengingat, politik bebas aktif berarti bangsa Indonesia bebas menentukan dengan negara mana akan bekerja sama sekaligus aktif dalam perdamaian dunia.
Salah satu tujuan negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Artinya, Indonesia memiliki tujuan untuk turut serta dalam upaya perdamaian dunia melalui hubungan internasional dan partisipasi di dalam organisasi internasional.
Dalam mewujudkan tujuan tersebut, Indonesia ikut berpartisipasi dalam beberapa organisasi internasional.
Nah, kali ini Bobo akan mengajak teman-teman mencari tahu apa saja peran Indonesia dalam keikutsertaan mewujudkan perdamaian dunia. Yuk, simak!
1. Mengikuti PBB
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang didirikan di San Francisco, Amerika Serikat pada 24 Oktober 1945 memiliki 192 anggota, termasuk Indonesia.
Indonesia resmi menjadi anggota PBB ke-60 sejak tanggal 28 September 1950, setahun setelah pengakuan kedaulatan oleh Belanda, pada Konferensi Meja Bundar.
Sejak turut serta dalam PBB, Indonesia telah berhasil mengupayakan solusi membebaskan Irian Jaya dari Belanda.
Indonesia juga telah terdaftar dalam beberapa lembaga di bawah naungan PBB, yaitu Dewan Ekonomi dan Sosial (ECOSOC), Organisasi Buruh Internasional (ILO), dan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO).
Baca Juga: Contoh Kegiatan yang Menunjukan Setiap Nilai Penting dari Kerja Sama dan Gotong Royong, Materi PPKn
Di bidang hukum, Menteri Luar Negeri Mochtar Kusuma Atmadja juga pernah terpilih menjadi anggota International Law Commission periode 1992-2001.
Indonesia juga merupakan salah satu anggota pertama Dewan HAM yang dipilih pada tahun 2006, dan dipiluh kembali pada tahun 2007-2010.
2. Misi Garuda
Masih berhubungan dengan PBB, Indonesia pernah berkontribusi secara aktif melalui Misi Garuda untuk mengemban misi perdamaian PBB di berbagai negara yang mengalami konflik.
Misi Garuda ini berisi banyak tentara-tentara yang berasal dari Tentara Nasional Indonesia.
Dilansir dari Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, TNI telah terlibat aktif dalam Misi Kontingen Garuda sejak tahun 1957.
Adapun keterlibatan TNI dalam perdamaian dunia di berbagai negara seperti Kongo, Kamboja, Kuwait, Namibia, Somalia, Kroasia, Nepal, dan banyak lagi.
Saat ini, jumlah prajurit yang menjalankan misi perdamaian dunia yaitu sekitar 1.800 personel.
Sampai saat ini, Indonesia telah menyumbangkan sekitar puluhan ribu personel dalam 15 misi perdamaian dunia.
3. Gerakan Non Blok
Usai Perang Dunia II, negara di dunia terbagi ke dalam dua blok, yaitu Blok Barat yang dipimpin Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin Uni Soviet.
Baca Juga: Manfaat Permainan Tradisional dan Nilai yang Terkandung di Dalamnya, Materi PPKn
Adanya dua kekuatan ini menyebabkan terjadinya Perang Dingin (Cold War) di antara kedua blok itu.
Indonesia sejak awal memiliki peran sentral dalam pembentukan Gerakan Non Blok (GNB), gerakan yang tidak memihak blok tertentu dalam membangun kerja sama.
Menurut kemlu.go.id, GNB menjadi forum Indonesia untuk terus menyuarakan semangat multilateralisme dan penghormatan terhadap prinsip hukum internasional.
Indonesia juga turut aktif mendorong GNB untuk memberi perhatian khusus pada isu Palestina, agar kembali menggulirkan proses perdamaian dunia.
4. Konferensi Asia Afrika
Berakhirnya Perang Dunia II menjadi latar belakang terbentuknya konferensi internasional yang diikuti oleh negara-negara di kawasan Asia Afrika.
Pasalnya, sebagian besar negara-negara di kawasan Asia dan Afrika merupakan negara bekas jajahan, yang setelah merdeka pun masih diterpa masalah sisa penjajahan.
Pada tahun 1954, Perdana Menteri Ceylon, Sir John Kotelawala mengundang perdana menteri Birma, India, Indonesia, dan Pakistan untuk mengadakan pertemuan Konferensi Kolombo.
Pada pertemuan tersebut, Ir. Soekarno menekankan kepada Perdana Menteri Indonesia, Ali Sastroamidjojo untuk menyampaikan ide Konferensi Asia Afrika.
Konferensi Asia Afrika merupakan cita-cita bersama selama hampir 30 tahun untuk membangun solidaritas Asia Afrika melalui pergerakan nasional melawan penjajahan.
Konferensi Asia Afrika akhirnya dilaksanakan di Bandung pada 18-24 April 1955.
Baca Juga: 5 Contoh Kesenian Tradisional Indonesia dan Penjelasannya, Materi PPKn
Konferensi yang diselenggarakan di Bandung itu menghasilkan 10 prinsip yang dikenal dengan nama Dasa Sila Bandung.
5. Mendirikan ASEAN
ASEAN atau Asosication of South East Asian Nations merupakan organisasi yang beranggotakan negara-negara Asia Tenggara, berdiri pada 8 Agustus 1967 di Bangkok.
ASEAN dibentuk bersamaan dengan peresmian Deklarasi Bangkok yang ditanda tangani oleh kelima negara pendiri.
Deklarasi Bangkok adalah landasan berdirinya ASEAN, teman-teman. Adapun negara pendiri ASEAN antara lain Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Salah satu isi dari Deklarasi Bangkok yaitu meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional.
Artinya, Indonesia sebagai salah satu negara pemrakarsa ASEAN turut berpartisipasi mewujudkan perdamaian di wilayah Asia Tenggara.
6. Deklarasi Djuanda
Deklarasi Djuanda merupakan salah satu bukti keterlibatan Indonesia dalam upaya perdamaian dunia.
Sebab, deklarasi ini digagas oleh Perdana Menteri Indonesia, Djuanda Kartawidjaja pada 13 Desember 1957.
Deklarasi tersebut menyatakan kepada dunia, kalau wilayah laut atau perairan di Indonesia itu termasuk laut sekitar, di antara dan di salam kepulauan, sehingga menjadi satu kesatuan sebagai wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Baca Juga: Materi PPKn, Apa Kaitan Trisula dengan Sumpah Pemuda? Ini Penjelasannya
Adanya Deklarasi Djuanda membuat wilayah kedaulatan negara Indonesia makin luas dan tidak menggunakan hukum Hindia Belanda lagi.
Perairan dalam atau yang menghubungkan antarpulau bukan lagi perairan terbuka.
Maka, kedaulatan Indonesia yang harus dijaga kesatuannya adalah wilayah perairan laut dalam, sebab Indonesia adalah negara kepulauan.
7. APEC
APEC atau Asia Pacific Economic Cooperation merupakan forum kerja sama ekonomi di lingkar Samudera Pasifik yang berdiri tahun 1989.
Tujuan utama pembentukan APEC yaitu mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan di Asia Pasifik.
Forum ini didirikan pada tahun 1989 atas gagasan negara ASEAN dengan negara-negara lainnya, termasuk Indonesia.
Adapun beberapa tujuan dibentuknya APEC:
- Meningkatkan kesejahteraan dan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik dan meningkatkan kerja sama ekonomi melalui peningkatan volume perdagangan dan investasi.
- Memperjuangkan kepentingan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
- Sebagai tempat dan sarana usaha negara maju membantu negara berkembang.
Baca Juga: Bagaimana Konsepsi Paham Kebangsaan Menurut Soekarno? Materi PPKn
- Meningkatkan perdagangan dan investasi antaranggota.
- Menjalankan kebijakan ekonomi secara sehat dengan tingkat inflasi rendah.
- Mengurangi dan mengatasi sengketa ekonomi perdagangan.
8. Jakarta Informal Meeting
Jakarta Informal Meeting (JIM) diprakarsai oleh Menteri Luar Negeri Indonesia, Ali Alatas, guna menyelesaikan konflik di Kamboja.
JIM dilaksanakan sebanyak dua kali, pada Juli 1987 dan Februari 1989 di Jakarta.
Hasil dari JIM I yaitu tercapainya gencatan senjata setelah Kamboja dan Vietnam dipertemukan, sehingga Vietnam bersedia menarik pasukannya dari Kamboja.
Sedangkan JIM II dilakukan untuk menindaklanjuti hasil dari JIM I.
Dengan dibentuknya JIM ini, masalah Kamboja dapat diselesaikan berdasarkan Perjanjian Paris pada tanggal 23 Oktober 1991.
Nah, itulah 8 peran Indonesia dalam keikutsertaan upaya perwujudan perdamaian dunia, teman-teman.
----
Kuis! |
Kapan Indonesia turut serta dalam PBB? |
Petunjuk: cek di halaman 1! |
Lihat juga video ini, yuk!
----
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Source | : | kemlu.go.id |
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Iveta Rahmalia |
KOMENTAR