Bobo.id – Pandemi Covid-19 membawa dampak besar pada banyak aspek kehidupan manusia, tak terkecuali dunia pendidikan. Keterbatasan dalam berinteraksi fisik akibat pandemi Covid-19 membuat pembelajaran beralih dari tatap muka ke daring.
Namun, seiring dengan terus membaiknya situasi pandemi di Tanah Air, pemerintah mencoba mengombinasikan metode pembelajaran tatap muka (PTM) dan pembelajaran jarak jauh (PJJ) menjadi hybrid learning.
Sebagai informasi, hybrid learning menjadi salah satu metode yang memudahkan anak untuk belajar dimana saja dan kapan saja saat dilakukan secara daring. Metode ini juga dinilai lebih efektif untuk meningkatkan prestasi, keterlibatan siswa, dan pandangan positif mereka tentang pembelajaran.
Menurut Snart dalam jurnal Hybrid Learning: The Perils and Promise of Blending Online and Face-to-face Instruction in Higher Education (2010), hybrid learning merupakan metode yang mengombinasikan pembelajaran daring dan tatap muka menjadi satu kesatuan.
Baca Juga: Faktor Internal dan Eksternal Munculnya Nasionalisme Indonesia, Materi IPS
Menariknya, metode dan konsep hybrid learning tidak hanya diterapkan pada pendidikan formal seperti sekolah, tetapi juga diterapkan oleh sejumlah lembaga pendidikan nonformal seperti lembaga bimbingan belajar (Bimbel).
Salah satu lembaga yang menawarkan pembelajaran secara hybrid adalah Kumon. Untuk diketahui, Kumon merupakan metode belajar yang dikembangkan pada 1954 oleh seorang guru di Jepang Toru Kumon.
Setiap anak yang bergabung di Kumon akan belajar selama dua kali dalam satu minggu. Sementara itu, pada hari lainnya anak-anak akan diberi tugas untuk belajar di rumah.
Tidak hanya itu, setiap anak memiliki durasi belajar yang berbeda-beda, tergantung dengan kemampuan, level pemahaman, banyaknya lembar kerja, dan berbagai indikator lainnya.
Baca Juga: Cari Jawaban Kelas 4 SD Tema 8, Identifikasi Cerita 'Angsa dan Telur Mas'
Umumnya, setiap siswa akan belajar di kelas selama 30 menit sampai dengan 90 menit atau menyesuaikan dengan kemampuannya. Metode Kumon dapat mendorong anak-anak secara mandiri dalam mengerjakan lembar kerja dan membuatnya semangat dalam mengulik setiap soal sehingga tidak putus asa dalam belajar.
Pelajaran yang anak dapatkan dimulai dari hal kecil, seperti mengenal bentuk dan membaca bilangan, menghitung benda, serta mengenal huruf dan kata. Keterampilan anak dalam memegang pensil juga dilatih agar mampu menulis bilangan dan huruf dengan baik.
Penulis | : | ADV PI |
Editor | : | Sheila Respati |
KOMENTAR