Ia lahir di Garut dari pasangan Raden Ayu Ria dan Raden Haji Muhamad Musa, seorang pelopor sastra cetak dan cendekiawan Sunda.
Perempuan yang akrab disapa Lasminingrat ini dikenal sebagai sosok cerdas dan sastrawan pendidikan dari tanah Sunda.
Dilahirkan dalam keluarga bangsawan, membuat Lasminingrat bisa mendapatkan akses pendidikan yang memadai kala itu.
Namun untuk mendapat pendidikan seperti membaca dan menulis, beliau harus merelakan berpisah dengan keluarganya.
Lasminingrat memperoleh pendidikan dasar dalam asuhan Levyson Norman, seorang Belanda yang merupakan teman ayahnya.
Hal ini menjadikan Lasminingrat sebagai pribumi satu-satunya yang mahir menulis dan berbahasa Belanda pada masanya.
Menginjak usia 17 tahun, Lasminingrat bersekolah di sekolah Eropa bernama Bizondere Europeesche School di Sumedang.
Setelah sekolahnya selesai, Raden Ayu Lasminingrat kemudian kembali dan menetap di Pendopo Kabupaten Garut.
Di sana, ia menulis sejumlah buku berbahasa Sunda untuk anak-anak sekolah. Ada yang terjemahan, ada juga karya aslinya.
Lasminingrat juga menerbitkan buku Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid pada 1876.
Buku terjemahannya itu mendapat antusias yang baik hingga dicetak sebanyak 6.015 buku menggunakan aksara jawa dan latin.
Baca Juga: Jadi Ikon Google Doodle Hari Ini, Siapa Itu Sapardi Djoko Damono?
Tomat-Tomat yang Sudah Dibeli Bobo dan Coreng Hilang! Simak Keseruannya di KiGaBo Episode 7
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR