Bahkan tanpa sikap ini, bisa memunculkan kebencian antara budaya satu dengan budaya lain.
Sikap toleransi yang tinggi juga menjadi faktor pendorong terjadinya akulturasi budaya.
Toleransi membuat adanya pertemuan dan percampuran budaya jadi lebih mudah terjadi dengan lancar.
Sikap toleransi membuat seseorang menjadi terbuka dan tidak memiliki ketakutan akan hilangnya ciri khas dari budaya sendiri.
Masyarakat heterogen bisa mempertemukan budaya yang berbeda-beda. Dengan begitu kita lebih mudah untuk belajar dan mengenal budaya lain.
Adanya orientasi ke masa depan juga bisa menyebabkan akulturasi terjadi.
Orientasi ke masa depan akan membuat banyak orang lebih siap dan terbuka akan perkembangan budaya yang terjadi.
Selain lima faktor internal itu, ada juga faktor eksternal yaitu pengaruh budaya luar.
Orang-orang yang berkelana dan menyebarkan budaya juga bisa menjadi faktor adanya akulturasi.
Akulturasi budaya tentu juga terjadi di Indonesia, yang bisa ditemukan dari berbagai contoh di sekitar kita.
Baca Juga: 5 Kerajaan Buddha yang Pernah Ada di Indonesia dan Peninggalannya
Berkut ada enam contoh akulturasi budaya yang bisa dilihat dalam bentuk bangunan hingga makanan.
Source | : | Kompas.com,gramedia.com |
Penulis | : | Amirul Nisa |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR