Sejak saat itu, Gurun Sahara dikenal menjadi tempat atau wilayah yang sangat keras dan sulit untuk hidup.
Iklimnya sangat kering dan panas dengan suhu yang bisa mencapai 50 derajat celcius di siang hari dan di bawah nol derajat di malam hari.
Vegetasinya pun sangat langka dan hewan-hewan yang ada di sana harus hidup dengan sangat hemat air dan makanan.
Apakah Masih Ada yang Tinggal di Gurun Sahara?
Meskipun Gurun Sahara masih menjadi salah satu gurun terbesar dan paling kering, masih ada sejumlah orang yang tinggal di sana.
Namun, kehidupan di Gurun Sahara sangat sulit dan penuh tantangan karena kondisi iklim dan lingkungan ekstrem.
Sebagian besar penduduk yang tinggal di Gurun Sahara adalah suku-suku nomaden seperti penggembala.
Penggembala itu terbiasa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain mencari sumber air dan padang rumput untuk ternak mereka.
Beberapa suku nomaden di wilayah ini adalah Tuareg, Berber, dan Arab Sahara. Suku ini bisa bertahan di lingkungan yang sulit.
Selain suku-suku nomaden, ada juga beberapa kota dan permukiman di Gurun Sahara yang tetap bertahan hingga sekarang.
Namun, kebanyakan kota dan pemukiman di Gurun Sahara didirikan di dekat sumber air permukaan yang masih ada.
Meski masih bisa ditinggali, perubahan lingkungan akan membuat kehidupan semakin sulit bagi penduduknya di masa depan.
Bisa Mengisi Waktu Liburan, Playground Berbasis Sains Interaktif Hadir di Indonesia!
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR