Dari banyaknya jumlah pohon yang ada di dunia, hanya pohon hayat atau kalpataru yang disebut dengan pohon kehidupan.
Padahal, semua pohon adalah sumber kehidupan karena bisa memberikan oksigen. Lalu kenapa pohon hayat disebut pohon kehidupan?
Pohon hayat punya daun dan dahan yang rimbun sehingga menjadi tempat tinggal oleh berbagai macam hewan.
Nah, pohon hayat disebut sebagai pohon kehidupan karena menjadi tempat untuk bertahan hidup oleh beragam satwa.
Tak hanya bagi satwa, pohon hayat juga bisa dijadikan tempat berteduh, penyerap karbon, hingga penghasil oksigen.
Pohon ini mencerminkan suatu tatanan lingkungan yang serasi, selaras, dan seimbang antara makhluk hidup dan komponennya.
Menariknya, pohon kalpataru atau pohon hayat ini sudah banyak dikenal dalam manuskrip Jawa Kuno, seperti Kitab Negarakertagama.
Penyebutan istilah kalpataru juga terdapat dalam kitab Udyogaparwa, Brahmandapurana, Ramayana, hingga Arjunawiwaha.
Di Indonesia, sumber tertulis pertama yang menyebutkan istilah kalpataru kemungkinan besar adalah Prasasti Yupa.
Tak hanya sumber tertulis, bahkan pohon hayat ini juga dijadikan sebagai relief di beberapa candi di Indonesia, lo.
Mulai dari Candi Prambanan, Candi Plaosan, Candi Mendut, Candi Pawon, Candi Borobudir, hingga Candi Jago.
Di Indonesia, kita bisa menemukan pohon hayat atau pohon Kalpataru di sebuah pura bernama Pura Mangkunegaran, Solo.
Source | : | Kompas.com,Good News From Indonesia |
Penulis | : | Fransiska Viola Gina |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR