Hewan amfibi juga mengalami metamorfosis, yakni proses perubahan bentuk dan fungsi tubuh yang terjadi pada hewan, sejak lahir hingga dewasa.
Katak misalnya, bermula dari telur yang menetas, menjadi berudu, kemudian katak muda, hingga menjadi katak dewasa.
Hewan amfibi pernah mengalami fase bernapas menggunakan insang, karena pada saat kecil mereka tinggal di air.
Setelah telur katak menetas, muncullah berudu, yang bentuknya mirip ikan berukuran kecil.
Selama fase kehidupannya, berudu akan berenang dan bernapas menggunakan insang, serta makan alga dan tumbuhan air.
Beberapa minggu kemudian, berudu akan berubah menjadi katak muda, yang mulai bernapas dengan paru-paru.
Hewan amfibi mempunyai kulit yang permeabel dan lembap, sehingga mampu membantu proses pertukaran oksigen dan karbon dioksida.
Respirasi kulit hewan amfibi dikembangkan sebagai bentuk evolusi, yang membuat mereka dapat hidup di darat dan air.
Dilansir dari National Geographic, hewan amfibi memiliki kelenjar kulit khusus yang berguna untuk melawan bakteri dan infeksi jamur.
Selain itu, beberapa hewan amfibi juga menggunakan kelenjar kulit ini untuk mengeluarkan racun sebagai bentuk pertahanan diri.
Baca Juga: Apa Saja Contoh Hewan yang Berkembang Biak secara Ovovivipar? Materi IPA
Hewan amfibi melakukan sistem peredaran darah tertutup, yaitu dipompa dengan jantung sejati, sehingga tekanan darah menjadi lebih tinggi dan aliran darahnya lancar.
Penulis | : | Grace Eirin |
Editor | : | Sarah Nafisah |
KOMENTAR